*ring ring ringgg*
Alarm jam 7 pagi berbunyi menandakan awal hari kerja baru.
Sudah hampir 2 tahun Anda tidak perlu bangun jam 5 subuh, berkendara (bermacetan) selama 1 jam ke kantor, dan harus bekerja dengan energi yang sudah terkuras. WFH telah merubah hidup Anda.
Oleh karena itu, ketika HR mengirim chat:
“Mulai bulan depan, perusahaan kembali memperlakukan kebijakan WFO.”
Semangat kerja Anda pun seketika drop.
Dari ramainya pemberitahuan di grup chat teman satu tim, tampaknya Anda pun bukan satu-satunya yang merasa seperti ini.
Akhirnya, Anda memutuskan untuk mengajukan keberatan dan menyiapkan alasan-alasan mengapa WFH adalah metode kerja yang lebih baik.
Tekanan & stres lebih rendah? Lebih produktif? Semua orang sudah mengetahuinya.
Anda butuh poin lain yang berdampak lebih besar..
WFH DEMI PLANET BUMI
Sebuah riset menunjukkan bahwa emisi karbon dunia berkurang 17% pada April 2020 dibanding tahun 2019.
Jadi, ini dia poin yang dapat memperkuat argumen Anda: WFH membuat lingkungan lebih sehat!
Berikut beberapa dampak positif lain yang telah planet kita rasakan sejak orang-orang bekerja dari rumah:
-
Polusi Kendaraan Berkurang
43% dari penurunan emisi global di atas terjadi karena berkurangnya jumlah kendaraan di jalanan.
Artinya, udara menjadi lebih bersih semenjak orang-orang tidak perlu lagi berkendara ke kantor.
Efek ini sangat terasa terutama di kota-kota besar seperti Jakarta. Lihat perbandingannya di foto ini:
-
Mengurangi Penggunaan Bahan Bakar Fosil
Emisi gas rumah kaca Indonesia—yang 70%-nya berasal dari pembakaran bahan bakar fosil—sempat mengalami penurunan pada 2020. Penurunan ini adalah sebuah hal yang sedang sangat diidamkan oleh banyak negara, karena saat ini kita sedang memerangi krisis iklim global.
Namun, pada 2021 emisi gas rumah kaca dunia pun kembali naik.
Penyebabnya? Karena beberapa perusahaan mulai memperlakukan kebijakan WFO lagi.
-
Hemat Penggunaan Listrik Kantor
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang digunakan oleh PLN adalah salah satu penghasil emisi karbon terbesar di Indonesia.
Semakin banyak penggunaan listrik oleh masyarakat, semakin besar pula emisi karbon yang setiap harinya mencemari atmosfer bumi.
Walaupun saat ini PLN mulai menggunakan beberapa Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang lebih ramah lingkungan, target Indonesia untuk mencapai net zero emission (emisi nol-bersih) masih cukup jauh yaitu pada tahun 2050.
Sambil menunggu, kita dapat membantu menanggulangi isu ini dengan tidak menggunakan listrik di kantor untuk bekerja.
-
Satwa Lebih Sejahtera
“Nature is healing” adalah sebuah kalimat yang sangat sering terdengar pada awal masa lockdown.
Ketika semua orang bekerja dari rumah, dunia menjadi lebih “bebas” untuk dihidupi satwa. Ini salah satu contohnya:
Efek keseharian manusia terhadap kelestarian satwa—terutama terkait dunia kerja—tidak hanya terasa pada masa pandemi saja.
Sejak dulu, pembangunan gedung kantor berarti berkurangnya habitat alami para orangutan, harimau, dan spesies liar lainnya di alam bebas.
Lahan kantor yang setiap hari kita gunakan untuk (stres) bekerja, dulu pernah jadi tempat dimana bayi gajah dan ibunya dapat bercengkrama secara damai.
Jadi, kenapa tidak mengalah dan beri ruang tersebut untuk kelangsungan hidup mereka?
WFO tidak hanya memiliki dampak negatif terhadap perseorangan saja, namun juga kepada kalangan luas (literally, semua orang yang hidup di bumi).
Memang masih banyak yang meragukan tingkat efektifitas seseorang ketika tidak bekerja langsung di kantor. Tapi, kami dari Sribu punya bukti bahwa hal tersebut tidaklah berpengaruh.
Seluruh freelancer kami adalah pelaku WFH full-time, dan mereka tetap bisa bekerja secara efektif, maksimal, serta produktif.
Selain itu, mereka pun membantu mengurangi emisi karbon dan gas rumah kaca dengan bekerja dari rumah!
Dengan argumen di atas, semoga atasan Anda dapat mengerti bahwa WFH bisa membuat planet yang kita huni ini menjadi lebih sehat.
Katakan: “Kami bekerja dari rumah, demi masa depan lingkungan yang lebih cerah.”