Pemasaran Dengan “Suara” Lewat Voice Search Marketing

voice search marketing
Foto ilustrasi dari Pexels

Coba bayangkan satu situasi sederhana: Anda sedang menyetir mobil dan mencari tempat makan yang dekat.

Apakah Anda akan berhenti dan mengetik di ponsel untuk mencari? Atau mungkin lebih baik menggunakan fitur voice command dengan mengatakan, “Hey Google, cari restoran terdekat”?

Saat ini, pencarian suara — atau voice search — sudah menjadi kebiasaan baru yang tidak hanya praktis, tapi juga sangat intuitif bagi pengguna.

Menurut laporan dari Google, sebanyak 27% pengguna internet global kini sudah menggunakan fitur voice search di perangkat mobile mereka setiap hari.

Kebiasaan ini bukan hanya tren sementara—ini adalah cara baru orang berinteraksi dengan informasi.

Fenomena inilah yang melahirkan strategi baru dalam ranah digital marketing: voice search marketing.

Apa Itu Voice Search Marketing?

sribu business
Ingin penjualan bisnis cepat naik? Sribuin Aja!

Voice search marketing adalah:

Strategi pemasaran digital yang berfokus pada pengoptimalan konten untuk pencarian berbasis suara (voice search).

Strategi ini bukan seperti sekedar SEO biasa, karena di sini, kita bicara tentang memahami cara orang berbicara, bukan cara mereka mengetik.

Perbedaan paling jelas, ada pada bentuk kalimatnya.

Saat mengetik, kita cenderung menggunakan kata kunci singkat seperti: “jaket pria murah”.

Tapi saat berbicara, kalimat tersebut akan menjadi lebih panjang dan alami: “di mana bisa beli jaket pria yang murah tapi bahannya bagus?”

Penerapan strategi ini membuat Anda akan harus mengubah cara menyusun konten.

Dari yang biasanya berfokus pada frasa singkat, ubah menjadi bentuk percakapan yang lebih natural dan kontekstual.

Artinya, saat ini bahasa pemasaran juga harus lebih manusiawi.

(Baca juga: SEO YouTube: Cara Buat Video Muncul Di Posisi Teratas)

Mengapa Voice Search Semakin Penting untuk Bisnis?

ilustrasi voice search
Ilustrasi dari Pixabay

Ada tiga alasan utama mengapa brand Anda sebaiknya mulai memperhatikan voice search secara serius:

  1. Kebiasaan Konsumen Berubah
    Orang kini semakin multitasking. Mereka sering mencari informasi saat menyetir, memasak, bahkan sambil berolahraga. Dalam kondisi seperti ini, berbicara jauh lebih praktis daripada mengetik.
  2. Peningkatan Pengguna Asisten Suara
    Asisten virtual seperti Siri, Alexa, dan Google Assistant semakin cerdas dan akurat. Menurut survei dari PWC, 71% responden kini lebih memilih menggunakan asisten suara untuk mencari sesuatu daripada mengetik.
  3. Peluang untuk Pencarian Lokal
    Voice search sering digunakan untuk menemukan bisnis lokal. Pertanyaan seperti “toko elektronik terdekat” atau “tempat makan enak sekitar saya” menjadi pintu masuk potensial bagi pelaku bisnis lokal untuk ditemukan lebih mudah.

Apa yang Harus Diubah dari Strategi SEO Tradisional?

pekerja digital di laptop
Foto ilustrasi dari Unsplash

Pemasaran berbasis suara tidak bekerja dengan cara seperti SEO konvensional.

Di sini, Anda harus menyesuaikan konten agar lebih mudah dikenali oleh algoritma pencarian berbasis suara.

Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan:

  • Gunakan bahasa alami. Konten harus ditulis seperti berbicara. Jadi, hindari kalimat yang terlalu kaku dan penuh jargon.
  • Optimasi untuk pertanyaan. Karena voice search biasanya berbentuk pertanyaan, buat halaman yang menjawab pertanyaan langsung untuk: siapa, apa, kapan, di mana, dan bagaimana.
  • Fokus pada hasil singkat dan jelas. Asisten suara biasanya hanya membacakan satu jawaban—yang muncul di “featured snippet“. Jadi, buatlah jawaban yang padat dan to the point.
  • Perkuat aspek lokal. Pastikan alamat, nomor telepon, jam buka, dan ulasan di Google Business Profile selalu update.

Contoh Penerapan di Dunia Nyata

pengguna voice search
Foto ilustrasi dari Pexels

Mari ambil contoh fiktif sederhana dari sebuah kedai kopi lokal di Bandung yang ingin menjangkau lebih banyak pelanggan lewat voice search.

Jika sebelumnya mereka hanya menulis deskripsi bisnis di maps seperti:

“Kedai kopi dengan interior modern dan pilihan menu kopi Arabika terbaik.”

Sekarang, mereka bisa menambahkan:

“Sedang cari coffee shop Instagramable dekat Braga? Kami buka setiap hari dari jam 8 pagi sampai 10 malam, hanya lima menit jalan kaki dari Braga City Walk.”

Kalimat seperti ini tidak hanya lebih ramah untuk algoritma suara, tapi juga mengandung kata kunci lokasi, jam buka, dan manfaat yang relevan.

Ini akan membuat bisnis tersebut lebih mudah ditemukan saat pengguna bertanya lewat asisten suara.

(Baca juga: 5 Manfaat Google Maps Untuk Bisnis & Cara Prakteknya)

Langkah-Langkah Memulai Strategi Voice Search Marketing

pengguna mobile phone
Foto ilustrasi dari Pexels
  1. Lakukan audit konten website. Apakah halaman Anda mudah dibaca dengan suara? Apakah struktur kalimatnya masuk akal jika dibacakan oleh asisten digital?
  2. Gunakan data dari Search Console. Temukan pertanyaan-pertanyaan yang sering diajukan audiens tentang bisnis/brand Anda. Lalu, buat konten berbentuk FAQ atau artikel tanya-jawab.
  3. Pastikan website sudah mobile-friendly dan cepat. Voice search banyak dilakukan di perangkat mobile, sehingga waktu loading website di hp jadi faktor penting.
  4. Perkuat kehadiran lokal Anda di Google. Daftarkan dan optimalkan Google Business Profile Anda. Masukkan kategori bisnis yang tepat, sertakan foto berkualitas, dan rajin update jam operasional.
  5. Eksperimen dengan konten audio. Saatnya mempertimbangkan konten berbasis suara—seperti podcast mini atau suara narasi di website/halaman produk.
sribu business
Ingin penjualan bisnis cepat naik? Sribuin Aja!

Penutup

Konsumen kini semakin mengandalkan suara mereka untuk mencari, bertanya, dan berinteraksi dengan dunia online.

Maka tugas brand sekarang adalah bukan hanya untuk “muncul” di hadapan mereka, tapi juga nyambung dengan cara mereka bicara melalui voice search marketing.

Dalam era pemasaran berbasis suara, kemenangan bukan hanya akan menjadi milik brand yang tampil mencolok.

Tapi justru akan dimiliki oleh mereka yang paling terasa manusiawi—yang bisa hadir sebagai jawaban saat seseorang berkata, “Hey Google…”


Sebagai penutup, Anda yang tertarik ingin mulai beriklan online kini bisa memanfaatkan jasa dari Sribu Business sebagai solusi praktis.

Dengan harga layanan mulai dari Rp 3 Juta saja, tim profesional kami akan menangani iklan Anda mulai dari membuat konten, memulai kampanye, mengoptimasi, dan mengelolanya sesuai kebutuhan.

Untuk mempelajari lebih lengkap, silahkan hubungi tim support Sribu Business (WA)  atau langsung mengacu ke dokumen berikut.

Akhir kata, semoga pembahasan ini bermanfaat & sampai jumpa di artikel selanjutnya!

(Jangan lupa subscribe ke Blog Sribu dan follow akun Instagram Sribu supaya tidak ketinggalan informasi menarik lainnya terkait dunia digital marketing, SEO, dan tren pasar terkini.)

Raski Santika
Raski Santika adalah Blog Writer & Editor di Sribu. Melalui tulisannya, ia ingin menginspirasi, mengedukasi, serta membantu para pemilik usaha & talent freelancer digital Indonesia untuk terus berkembang serta mempelajari ilmu baru.