5 Contoh Segmentasi Pasar, Definisi, Serta Strategi

segmentasi pasar illustration

Contoh segmentasi pasar adalah hal yang harus diketahui, karena strategi marketing ini merupakan salah satu alat paling efisien bagi marketer dan pebisnis untuk mengenali dan melayani kelompok sasaran pasar mereka.

Hal ini membuat para marketer dan pebisnis menjadi lebih mudah untuk melakukan personalisasi campaign yang mereka buat. Mereka dapat fokus mengelompokkan konsumen yang serupa ketika menargetkan audiensi tertentu dengan biaya yang lebih efektif.

Meskipun terucap sederhana, meng-segmentasi pasar adalah pekerjaan yang sangat sulit untuk diteksekusikan

Di artikel ini saya akan memberi informasi contoh segmentasi pasar yang bisa Anda jadikan acuan, definisi atau pengertian untuk pemahaman konsep lebih dalam, serta langkah langkah penerapannya yang paling efektif untuk perkembangan usaha.

Lebih jelasnya dapat Anda simak dalam pembahasan yang sudah kami rangkum seperti di bawah ini.

Menurut Pride dan Ferrel, segmentasi pasar adalah suatu sistem yang digunakan untuk membagi pasar ke segmen-segmen pelanggan potensial dengan kesamaan karakteristik yang menunjukkan adanya kesamaan perilaku konsumen.

Sementara definisi market segmentation menurut Philip Kotler dan Gary Amstrong adalah pembagian sebuah pasar menjadi beberapa kelompok pembeli yang berbeda, di mana setiap kelompoknya dapat ditargetkan untuk memasarkan produk sesuai dengan keinginan, karakteristik, ataupun kebutuhan pembeli dalam kelompok market tersebut.

Pengertian dari beberapa pakar marketing di atas dapat dijadikan sebagai acuan kita.

Pada intinya, segmentasi pasar atau market segmentation adalah tindakan untuk membagi target pasar menjadi kelompok-kelompok yang lebih spesifik.

Segmentasi ini menciptakan himpunan pasar berdasarkan demografi, kebutuhan, prioritas, dan kriteria psikografis atau perilaku lainnya yang dapat digunakan untuk lebih memahami target audiens.

Mungkin Anda bertanya, “Apa pentingnya strategi segmentasi pasar ini dan bagaimana dampak yang akan bisa dirasakan oleh bisnis yang sedang saya jalankan?

Tentu ini adalah sebuah pertanyaan natural yang akan muncul di pikiran ketika tidak ingin mengambil langkah yang sia-sia dalam upaya untuk mengembangkan usaha.

Berikut ini beberapa alasan mengapa Anda harus menerapkan segmentasi pasar bisnis Anda:

1. Meningkatkan Daya Saing dan Memperluas Pasar

Dengan berfokus pada prospek tertentu, daya saing bisnis Anda di segmen pasar itu secara alami akan meningkat.

Jika Anda berfokus pada satu kelompok market tertentu dan Anda mengalokasikan sebagian besar waktu ataupun sumber daya Anda ke dalamnya, maka brand identity juga akan bisa meningkat.

Berfokus pada segmen pasar tertentu juga dapat meningkatkan pangsa pasar.

Misalnya, dengan strategi market berbasis geografis, Anda dapat mulai memberikan layanan di Jakarta, kemudian wilayah yang lebih luas dan akhirnya seluruh Jawa dan seterusnya dari waktu ke waktu.

2. Meningkatkan Efisiensi Waktu dan Biaya

Meluncurkan kampanye pemasaran yang dirancang khusus untuk grup yang berbeda memungkinkan Anda memprioritaskan segmen pelanggan yang lebih berpotensi terlibat dan berkonversi.

Dengan memusatkan upaya konversi pada kelompok-kelompok tertentu itu, alih-alih menyebarkan sumber daya secara merata di semua segmen, waktu dan biaya yang Anda gunakan akan menjadi lebih efisien dan efektif.

3. Meningkatkan Retensi Hubungan Pelanggan yang Lebih Baik

Proses segmentasi pasar berputar terus menerus untuk lebih mengenali pelanggan Anda, sehingga Anda dapat menyajikan produk atau layanan yang sesuai dengan kebutuhan mereka dengan lebih baik.

Semakin Anda mengenal mereka, semakin kuat pula komunikasi dan hubungan brand Anda dengan mereka.

Hubungan yang baik dengan pelanggan akan membuat mereka semakin sulit untuk berpaling dari Anda.

Dalam dunia marketing, hal ini sering disebut juga sebagai retensi pelanggan.

Ketika Anda menggunakan segmentasi pelanggan ini untuk mengikuti keadaan mereka yang berubah, seperti berganti pekerjaan, menua, mengembangkan minat baru, mengubah pola pembelian, dan lain-lain, Anda tetap dapat terus memasarkan produk Anda pada mereka dengan tepat.

Dengan memasarkan produk dan layanan yang menarik bagi pelanggan di berbagai tahap kehidupan, Anda dapat mempertahankan pelanggan loyal yang bisa saja beralih ke pesaing.

4. Segmentasi Pasar Bisa Meningkatkan Keuntungan

Perusahaan yang melakukan pengelompokkan dengan contoh segmentasi market dengan akurat cenderung menikmati keuntungan yang signifikan.

Menurut sebuah studi yang dilakukan oleh Bain & Company, 81% eksekutif menemukan bahwa segmentasi sangat penting untuk meningkatkan laba.

Selain itu, mereka juga menemukan bahwa perusahaan dengan strategi segmentasi yang hebat menikmati keuntungan 10% lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang segmentasinya tidak efektif selama periode waktu 5 tahun.

Data ini menunjukkan secara nyata tingkat efektivitas dari strategi segmentasi market.

Artinya bisa jadi Anda justru melakukan kesalahan jika tidak menerapkan metode ini dalam menjalankan bisnis.

Ini karena dari berbagai strategi digital marketing yang bisa dijalankan sebuah bisnis, segmentasi pasar adalah salah satu yang bisa memberikan dampak positif terbesar.

5. Menerapkan Target dan Rencana Bisnis yang Tepat

Setelah memahami segmen pasar beserta karakteristiknya, Anda dapat melakukan evaluasi atas kegiatan pemasaran yang sudah dilakukan sebelumnya.

Dalam hal ini Anda dapat mengetahui apakah strategi pemasaran yang Anda terapkan sudah sesuai dengan target Anda atau sebaliknya.

Hasilnya kemudian dapat Anda gunakan sebagai acuan untuk membuat perencanaan bisnis dan pemasaran selanjutnya yang lebih tepat.

Dalam menerapkan segmentasi market, Anda dapat merujuk pada beberapa dasar pelaksanaannya.

Perencanaan strategi marketing Anda pun akan lebih efektif jika Anda mengetahui, dan memahami sepenuhnya, pengelompokkan segmen audiens

Adapun beberapa dasar atau jenis-jenis segmentasi pasar adalah sebagai berikut:

1. Segmentasi Geografis (Geographic Segmentation)

Menurut Appsensi, segmentasi geografis merupakan segmentasi pasar yang dinilai paling mudah.

Strategi ini menciptakan kelompok sasaran pelanggan yang berbeda berdasarkan batas geografis (lokasi).

Karena pelanggan potensial memiliki preferensi, kebutuhan, dan minat yang berbeda berdasarkan kondisi geografis mereka, memahami iklim dan wilayah geografis kelompok pelanggan dapat membantu menentukan di mana tempat yang paling sesuai untuk menjual produk, melakukan pemasaran, dan memperluas bisnis Anda.

Di dunia nyata, contoh pengaplikasian segmentasi ini adalah sebagai berikut:

Anda adalah seorang pemilik brand pakaian yang menawarkan berbagai produk mulai dari pakaian olahraga hingga jaket stylish sehari-hari.

Anda bisa membuat segmen di mana produk seperti jaket hanya diperlihatkan kepada konsumen yang tinggal di daerah pegunungan/daerah dingin.

Masyarakat di wilayah tersebut akan cenderung lebih banyak memakai jaket dibanding daerah panas, di mana baju berbahan tipis yang sejuk, misalnya, pasti akan lebih disukai.

2. Segmentasi Demografis (Demographic Segmentation)

Strategi segmentasi demografis mengurutkan pasar berdasarkan elemen demografis seperti usia, pendapatan, pendidikan, ras, jenis kelamin, ukuran keluarga, pekerjaan, kebangsaan, dan masih banyak lagi.

Segmentasi ini merupakan salah satu bentuk segmentasi yang paling sederhana dan paling umum digunakan karena produk dan layanan apa yang kita beli, bagaimana kita menggunakan produk-produk itu, dan seberapa banyak kita rela membelanjakan uang kita untuk sebuah produk sering kali didasarkan pada faktor-faktor demografis.

Contoh segmentasi pasar yang paling jelas di sini, tentunya, adalah jenis kelamin.

Jika Anda menjual produk kecantikan tanpa melakukan segmentasi ketika mengiklankan produk, artinya iklan tersebut akan diperlihatkan juga kepada kaum pria.

Walaupun bisa saja kaum pria ada yang tertarik membeli, tentu iklan akan menghasilkan penjualan yang lebih banyak jika hanya ditargetkan untuk audiens wanita.

Contoh berikutnya pengelompokkan berdasarkan usia.

Misalnya, jika Anda menjual produk untuk kebutuhan bayi & balita, target segmen yang paling tepat tentu adalah yang berada di jangka usia baru menikah atau baru berkeluarga (20-35 tahun, misalnya).

Bayangkan jika Anda mengiklankan produk juga kepada audiens remaja atau bahkan anak-anak.

Tentu tidak mungkin mereka akan membeli produk tersebut, kan?

3. Segmentasi Firmografi (Firmographic Segmentation)

Segmentasi firmografi mirip dengan segmentasi demografis.

Perbedaannya adalah demografi lebih mengacu pada individu, sedangkan firmografi mengacu pada organisasi atau perusahaan.

Segmentasi firmografi akan mempertimbangkan hal-hal seperti ukuran perusahaan dan jumlah karyawan, dan kemudian akan menggambarkan bagaimana agar Anda dapat menangani bisnis kecil yang berbeda dengan penanganan terhadap perusahaan korporasi.

Contoh, Anda adalah perusahaan pembuat software/perangkat lunak untuk manajemen karyawan.

Tentu akan lebih bijak jika Anda menargetkan produk kepada perusahaan-perusahaan menengah ke atas, dibanding jika bisnis rumahan atau kecil-kecilan menjadi target Anda.

4. Segmentasi Perilaku (Behavioral Segmentation)

Segmentasi perilaku membagi pasar berdasarkan perilaku dan pola pengambilan Keputusan, seperti pembelian, konsumsi, tingkah laku, dan penggunaan.

Misalnya, pembeli dari usia muda mungkin cenderung lebih sering membeli makanan dengan tampilan yang unik, sementara kelompok konsumen yang lebih tua mungkin cenderung membeli makanan sehat.

Mengelompokkan pasar berdasarkan perilaku pembelian semacam ini memungkinkan Anda atau marketer untuk dapat mengembangkan pendekatan yang lebih tertarget.

Contoh dari segmentasi ini adalah yang terkait dengan loyalitas terhadap sebuah brand.

Jika Anda memiliki konsumen yang secara bangga mengkoleksi produk Anda, misalnya, Anda bisa menargetkan mereka untuk terlebih dahulu mendapat info ketika Anda meluncurkan produk baru.

Dengan demikian, tingkat loyalitas pun akan terus terjaga sehingga secara perlahan rasa “bangga” ini pun pasti akan menular ke orang lain, dan brand Anda akan bisa terus mendapatkan penggemar-penggemar baru.

5. Segmentasi Psikografis (Psychographic Segmentation)

Segmentasi psikografis memperhitungkan aspek psikologis perilaku konsumen dengan membagi pasar sesuai dengan ciri-ciri kepribadian, gaya hidup, pendapatan, dan minat konsumen.

Contohnya jika Anda menjual produk apparel olahraga, buat segmentasi market di mana Anda menargetkan individu-individu yang hobi berolahraga.

Pasar besar seperti yang ditargetkan oleh perusahaan peralatan olahraga umumnya menggunakan segmentasi psikografis ketika mengelompokkan pelanggan mereka ke dalam kategori orang yang peduli dengan hidup sehat dan kebiasaan berolahraga.

Pengelompokkan yang akurat seperti ini akan memastikan produk Anda menarik perhatian konsumen yang tepat, yang memiliki kemungkinan lebih besar untuk membeli di kemudian hari.

Perlu Anda ketahui bahwa segmentasi pasar merupakan praktik umum yang diterapkan pada semua industri, sehingga tidak mungkin bagi seorang marketer untuk melakukan segmentasi terhadap target pasarnya menggunakan strategi yang sama dengan marketer lain.

Berikut ini adalah beberapa contoh skenario market segmentation yang dapat membuktikan pernyataan tersebut:

  1. Seorang marketer hanya akan buang-buang waktu dan tenaga jika mereka tidak melakukan segmentasi pasar ketika memasarkan produk kecantikan, di mana meskipun umumnya diproduksi untuk konsumen perempuan, masing-masing produk memiliki target tersendiri.
    Misalnya, produk kecantikan dengan kandungan khusus kulit berjerawat, produk khusus remaja, untuk perempuan yang sudah berusia lebih dari 40 tahun, dan lain sebagainya.
  2. Sebuah perusahaan yang menjual makanan bergizi mungkin memasarkan produknya pada orang tua, sementara bisnis makanan cepat saji menargetkan demografi pada konsumen muda atau pekerja.
  3. Perusahaan produk-produk olahraga sering kali membagi pasar berdasarkan olahraga yang konsumen lakukan.
    Hal ini dapat membantu perusahaan yang bersangkutan memasarkan produk olahraga khusus kepada audiensi yang tepat.

Bagaimana?

Tentunya Anda setuju jika setiap bisnis di berbagai industri memiliki strategi segmentasi pasar yang berbeda-beda tergantung dengan target pasarnya, bukan?

Market segmentation yang efektif dan menghasilkan tidak selalu diterapkan dengan cara yang rumit.

Setidaknya terdapat lima langkah utama segmentasi yang dapat Anda lakukan, yaitu:

1. Lakukan Riset untuk Mengidentifikasi Target Pasar

Langkah pertama dan terpenting dalam melakukan segmentasi adalah mengidentifikasi target pasar.

Kenapa? Karena elemen terpenting dari segmentasi audiens adalah akurasi dari segmen yang dibuat.

Lakukan riset pasar untuk mengetahui siapa yang harus Anda masukkan ke dalam segmen yang sama.

Pastikan segmen individu atau target pasar tersebut memiliki kesamaan. Perempuan dan laki-laki tidak dapat dimasukkan dalam satu segmen karena mereka memiliki kebutuhan dan harapan yang berbeda.

Demikian halnya dengan konsumen usia muda dan tua, pekerja dan mahasiswa, dan lain sebagainya.

Hal ini dilakukan untuk menghindari rencana yang justru akan membuat Anda kebingungan ketika melihat segmentasi di kemudian hari.

2. Tentukan Bagaimana Anda ingin Mengelompokkan Target Pasar

Langkah selanjutnya yang harus Anda lakukan setelah mengetahui target pasar Anda adalah menentukan kriteria mana yang ingin Anda gunakan untuk membuat segmentasi pasarnya.

Tentukan apakah Anda ingin menggunakan segmentasi secara demografi, firmografi, psikografi, geografis atau perilaku.

Ini akan berdampak pada akurasi dan efektifitas pengelompokkan ini terhadap performa perusahaan.

Pastikan bahwa Anda sudah memilih kategori yang paling akurat dan bisa memberikan dampak terbesar.

3. Desain Studi Segmentasi Anda

Ajukan campuran pertanyaan dari beberapa dasar segmentasi pasar, seperti demografis atau firmografi, psikografis, dan perilaku.

Pastikan bahwa pertanyaan yang Anda berikan terukur.

Selain itu, jangan lupa untuk memberikan istilah atau label yang sesuai untuk setiap segmen.

Ini akan memudahkan Anda dalam membuat implementasi strategi.

Misalnya, target pasar anak-anak dapat memiliki berbagai segmen yaitu bayi baru lahir, balita, anak-anak pra-sekolah, dan lain-lain.

4. Buat Segmen Pelanggan Anda

Rancang strategi yang relevan untuk mempromosikan merek di antara setiap segmen.

Langkah ini membutuhkan fokus dan perhatian terhadap detail yang sangat mendalam.

Ingat, Anda tidak dapat memiliki strategi yang sama untuk semua segmen.

Pastikan ada hubungan antara produk Anda dengan target audiens. Sebagai contoh, iklan yang mempromosikan pakaian wanita tentu tidak dapat menggunakan model pria, bukan?

Dari semua langkah yang dilakukan, poin ini bisa menjadi faktor penentu terbesar apakah campaign Anda akan meraih kesuksesan atau justru gagal.

5. Coba dan Evaluasi

Evaluasi segmen Anda dengan memastikan bahwa mereka dapat digunakan dan membantu segmentasi yang Anda lakukan.

Jika tidak, coba lagi melakukan segmentasi berdasarkan pada kriteria atau karakteristik lainnya.

Kegagalan dalam eksperimen bukanlah selalu berarti hal yang bersifat negatif.

Justru Anda bisa memperoleh pelajaran berharga dari pengalaman ini, sehingga Anda akan bisa mengambil langkah yang lebih baik di kemudian hari.

Oleh karena itu, jangan heran jika segmentasi yang pertama dibuat tidak bisa memberikan hasil yang sesuai dengan ekspektasi.

Apakah Anda siap untuk melakukan segmentasi pasar terhadap produk atau layanan Anda?

Kira-kira jenis segmentasi pasar manakah yang dapat Anda gunakan untuk bisnis Anda dan bagaimana Anda akan menerapkannya?

Perhatikan seluruh langkah-langkah yang sudah kami jabarkan di atas jika Anda ingin merasakan dampak positif terbesar dari metode ini.

Ilmu marketing adalah sesuatu yang harus terus dipelajari — terlepas dari apakah bisnis Anda baru dimulai atau sudah cukup besar — jika ingin meraih kesuksesan dalam menjalankan usaha.

Perjalanan mengembangkan bisnis selalu terjadi dalam siklus yang kurang lebih seperti:

Pertama pelajari konsep baru, kemudian terapkan ilmu tersebut dalam strategi bisnis, dan terakhir lakukan evaluasi dari hasil yang didapatkan.

Di Blog Sribu, kami ingin memberikan berbagai edukasi dan inspirasi terbaik yang bisa membantu bisnis Anda berkembang ke arah yang lebih baik.

Anda bisa berkunjung ke kolom Panduan untuk mempelajari konsep-konsep dasar cara mengembangkan bisnis di dunia digital, ataupun ke kolom Sribu Journey untuk mendapatkan inspirasi dengan cerita-cerita pengalaman Sribu di kancah dunia bisnis.

Oleh karena itu jangan lupa untuk subscribe ke Blog Sribu dan follow kami di Instagram untuk mendapatkan konten-konten terkait pengembangan & strategi bisnis serupa.

Semoga pembahasan mengenai contoh segmentasi pasar ini bermanfaat dan sampai jumpa di artikel berikutnya!

Raski Santika
Raski Santika adalah Blog Writer & Editor di Sribu. Melalui tulisannya, ia ingin menginspirasi, mengedukasi, serta membantu para pemilik usaha & talent freelancer digital Indonesia untuk terus berkembang serta mempelajari ilmu baru.