Logo bukan sekedar simbol visual saja, tapi merupakan “wajah” pertama yang akan dilihat orang dari sebuah brand.
Dan layaknya wajah, logo pun bisa menua, kehilangan relevansi, atau tidak lagi mencerminkan arah baru bisnis.
Inilah alasan banyak perusahaan besar berani mengambil langkah besar: melakukan rebranding logo.
Di sini, desain logo berperan kuat sebagai bagian dari strategi branding bisnis yang mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap brand tersebut.
Dari brand-brand yang melakukan hal ini, tidak sedikit yang justru mengalami lonjakan popularitas, engagement, bahkan kesuksesan setelahnya.
Mari lihat 5 kisah sukses tersebut, dan lihat apa yang bisa kita pelajari dari sana.
5 Kisah Sukses Brand Setelah Rebranding Logo

1. Burger King — Kembali ke Akar Retro
Pada tahun 2021, franchise makanan cepat saji Burger King mengejutkan publik dengan memperkenalkan logo baru yang terasa… tua.
Alih-alih mengikuti tren desain flat modern yang dingin dan minim warna, mereka memilih pendekatan retro yang justru terlihat lebih hangat dan akrab.


Rebranding ini bukan sekedar mengejar nostalgia.
Burger King ingin mengomunikasikan komitmen mereka terhadap bahan makanan yang lebih alami dan otentik.
Desain logo barunya mencerminkan hal ini dengan penggunaan font huruf gemuk, warna oranye kecokelatan, dan bentuk burger yang sederhana namun tetap tegas.
Sejak peluncuran, kampanye visual Burger King ini menjadi salah satu yang paling dipuji di industri makanan cepat saji, karena mereka berhasil memadukan citra merek lebih sehat tanpa kehilangan identitas yang playful.
2. Kia — Dari Mobil Biasa Jadi Simbol Masa Depan


Sebelum 2021, Kia dikenal luas sebagai produsen mobil harga terjangkau, tapi tidak selalu dianggap premium ataupun inovatif.
Rebranding logonya mengubah persepsi itu.
Logo lama Kia terdiri dari huruf kapital yang sederhana dalam oval, sementara logo barunya terlihat seperti rangkaian simbol futuristik yang menyatu.
Tidak ada lagi oval pembatas. Font-nya lebih tegas, lebih dinamis, dan terasa seperti brand teknologi ketimbang otomotif biasa.
Perubahan ini berjalan seiring dengan peluncuran mobil listrik seperti Kia EV6 yang mendapat pujian internasional.
Kini, Kia bukan lagi hanya dianggap kompetitor serius dalam mobil listrik, tapi juga dalam desain otomotif secara keseluruhan.
3. Pfizer — Dari Obat-Obatan ke Sains Masa Depan


Pfizer adalah salah satu nama yang paling sering kita dengar selama pandemi COVID-19 lalu.
Namun, hanya sedikit yang menyadari bahwa di saat bersamaan, mereka juga menjalani proses rebranding.
Logo lama Pfizer berbentuk menyerupai pil dengan tulisan italic biru-putih yang sederhana.
Namun pada 2021, mereka memperkenalkan logo baru yang meninggalkan bentuk tersebut, digantikan dengan bentuk spiral DNA biru dua warna yang tampak dinamis dan bersih.
Alasan perubahan ini pun sangat strategis: Pfizer ingin memposisikan diri bukan sekadar sebagai perusahaan farmasi, tapi sebagai pemimpin dalam inovasi bidang bioteknologi dan riset ilmiah.
(Baca juga: 8 Logo Brand Fashion Lokal Yang Kreatif Nan Inspiratif)
4. Instagram — Keberanian Menghapus Warna Asli


Pada 2016, Instagram mengganti logo kamera klasik dan realistiknya dengan versi desain grafis minimalis bergradasi ungu-oranye.
Banyak pengguna saat itu mengecam keras perubahan ini, karena logo lama dianggap sangat ikonik dan menggambarkan “kamera” secara literal.
Namun dalam jangka panjang, logo baru ini justru berhasil mendefinisikan ulang identitas warna khas Instagram.
Gradasi itu menjadi warna simbol gaya hidup digital, penuh warna, dan ekspresif.
Kini, logo baru Instagram terasa sangat identik dengan platformnya.
Karena suksesnya rebranding ini, banyak brand mencoba meniru keberhasilan mereka dalam menyederhanakan ikon menjadi bentuk universal yang lebih mudah diingat.
5. Mastercard — Menjadi Tak Terlihat Tapi Tetap Terasa


Mastercard adalah contoh bagaimana rebranding sebuah logo tidak selalu harus dramatis.
Pada 2019, mereka melakukan penyederhanaan dengan menghapus nama brand dari logo dan hanya menyisakan dua lingkaran merah dan kuning yang saling bertumpuk.
Tapi, mereka tidak kehilangan identitas; justru sebaliknya, mereka membuktikan bahwa dua lingkaran tersebut sudah cukup kuat untuk berdiri sendiri sebagai pengenal.
Ini adalah langkah berani yang hanya bisa dilakukan oleh brand dengan ekuitas visual yang sangat tinggi seperti Mastercard.
Rebranding ini juga mencerminkan transformasi Mastercard sebagai perusahaan teknologi pembayaran, bukan sekadar penyedia kartu kredit.
Tips untuk yang Ingin Rebranding Logo


Jika Anda memutuskan ingin mengganti logo brand dengan desain baru, ada baiknya mempertimbangkan dulu beberapa hal penting berikut ini:
- Pastikan ada alasan strategis. Jangan mengganti logo hanya karena merasa bosan. Rebranding yang kuat selalu didasari kebutuhan nyata—perubahan visi, target pasar baru, atau repositioning brand.
- Libatkan audiens/konsumen. Jika memungkinkan, lakukan survei atau validasi visual ke komunitas pelanggan agar perubahan tidak terasa mendadak. Keterlibatan ini juga akan memperkuat loyalitas mereka terhadap brand Anda.
- Jaga elemen pengenal utama. Jika warna, bentuk, atau simbol tertentu sudah melekat di benak audiens, pertimbangkan untuk mempertahankannya di desain yang baru.
- Tes berbagai skenario penggunaan. Logo baru tidak hanya akan muncul di satu tempat, tapi juga di kemasan, situs, media sosial, hingga iklan fisik. Jadi, pastikan desain baru tetap fleksibel dan fungsional di semua skenario tersebut.
- Komunikasikan alasan perubahan. Brand seperti Pfizer dan Kia berhasil bukan hanya karena desain barunya bagus, tapi juga karena mereka menjelaskan narasi di balik perubahan tersebut.

Penutup
Rebranding bukan soal mengganti desain logo demi kepentingan estetika.
Di balik setiap perubahan yang tampak sederhana ini, ada visi, arah bisnis baru, dan strategi komunikasi yang perlu dipikirkan secara matang.
Brand-brand di atas menunjukkan bahwa jika dilakukan dengan baik dan terarah, rebranding bisa jadi sebuah bahan bakar yang optimal untuk pertumbuhan bisnis.
Bagi Anda yang sedang membangun brand—entah sebagai pemilik bisnis, desainer, atau pemasar—kisah-kisah ini bisa jadi pengingat bahwa perubahan visual bisa membuka jalan bagi transformasi lebih besar.
Dan kadang, sesuatu yang tampak sekecil logo, bisa berdampak luar biasa besar.
Sebagai penutup, kami di Sribu selalu menyediakan peluang untuk Anda yang tertarik bekerja sebagai freelancer online.
Jika tertarik mendaftar atau ingin mempelajari lebih lanjut, silakan kunjungi link berikut.
Akhir kata, semoga pembahasan ini bermanfaat & sampai jumpa di artikel selanjutnya!
(Jangan lupa subscribe ke Blog Sribu dan follow akun Instagram Sribu supaya tidak ketinggalan informasi menarik lainnya terkait dunia digital marketing, SEO, dan tren pasar terkini.)