Marketing Via Blog vs Sosial Media, Lebih Efektif Mana?

media content marketing
Foto ilustrasi dari Fauxels

Di era digital seperti sekarang, pelaku bisnis dituntut untuk bisa hadir secara konsisten di banyak channel online.

Tapi, ketika pilihan semakin banyak, muncul lah sebuah dilema klasik: mana yang sebaiknya diprioritaskan?

Pertanyaan ini terutama relevan ketika kita berbicara tentang praktik strategi untuk marketing menggunakan konten.

Apa lebih baik fokus berkonten di media sosial seperti Instagram dan TikTok, atau memanfaatkan blog resmi brand bisa menjadi opsi yang lebih efektif?

Sekilas kedua channel ini terlihat mirip. Sama-sama memuat konten, sama-sama butuh strategi, dan juga sama-sama bisa menjangkau audiens secara luas.

Namun di balik kesamaan itu, terdapat satu pembeda utama yang bisa menentukan dampak jangka panjang untuk sebuah brand: siapa pemilik channel/media-nya?

Inilah perbedaan antara owned media (milik sendiri) dan rented media (milik orang lain)!

Memahami perbedaan ini bukan hanya akan berdampak pada teknis praktik pemasaran, tapi juga bagaimana cara Anda membangun fondasi brand yang bisa bertahan dalam jangka panjang.

Supaya lebih jelas, mari kita bahas selengkapnya.

sribu business
Ingin penjualan bisnis cepat naik? Sribuin Aja!

Konsep Owned vs Rented Media

Blog adalah owned media, atau media yang dimiliki langsung oleh bisnis Anda.

Domain, isi konten, tampilan, bahkan data pengunjung—semuanya berada dalam kendali penuh Anda.

Di blog, Anda bisa membuat landing page khusus, memasang formulir langganan, hingga mengumpulkan database email secara mandiri.

Ibaratnya, ini adalah bangunan yang Anda bangun sendiri di dunia digital.

Di sisi lain, sosial media adalah rented media, channel yang dimiliki oleh orang lain dan Anda di sana hanya berposisi sebagai “penyewa”.

Anda tetap bisa punya akun, unggah konten, dan bahkan mendapatkan jutaan pengikut.

Tapi pada akhirnya, Anda di sana hanya “meminjam” ruang di platform milik orang lain.

Sewaktu-waktu bisa terjadi hal-hal seperti perubahan algoritma, fitur dipangkas, jangkauan dibatasi, atau bahkan pembekuan akun, dan Anda tidak akan bisa apa-apa.

Perumpamaannya begini: mempunyai blog itu seperti punya toko sendiri.

Sedangkan akun Instagram, itu ibaratnya seperti menyewa lapak di pasar yang sewanya bisa tiba-tiba naik karena aturannya ditentukan pemilik pasar.

Kenapa Blog Bisa Jadi Aset yang Terus Tumbuh

penulis blog
Foto ilustrasi dari Pixabay

Salah satu daya tarik blog adalah efek jangka panjangnya untuk sebuah brand.

Ketika Anda menulis satu artikel yang bagus dan menerapkan prinsip SEO secara baik, artikel tersebut akan muncul di Google dan bisa terus mendatangkan pembaca tanpa biaya tambahan.

(Menurut data dari HubSpot, perusahaan yang aktif blogging bisa mendapatkan pengunjung situs 55% lebih banyak!)

Lebih dari itu, blog pun memungkinkan Anda untuk membentuk narasi brand secara utuh.

Anda bisa sebebasnya bercerita, menjelaskan produk, menyampaikan visi bisnis, hingga menulis tutorial yang akan membuat pelanggan merasa terbantu.

Tidak ada batasan panjang kata, dan tidak akan ada algoritma yang menyaring siapa saja yang bisa membaca konten.

Dan yang paling penting: dengan blog, Anda membangun aset untuk masa depan.

Sosial Media: Jangkauan Cepat & Luas, Tapi Umur Lebih Pendek

social media di handphone
Foto ilustrasi dari Pexels

Tak bisa dipungkiri, sosial media punya keunggulan yang sangat sulit ditandingi oleh channel pemasaran lain, yaitu jangkauannya yang cepat dan potensi konten untuk viral.

Di sana, konten yang berkualitas tinggi bisa menjangkau ribuan hingga jutaan pengguna hanya dalam hitungan jam.

Artinya, untuk keperluan meningkatkan awareness, channel ini adalah senjata yang ampuh.

Tapi, di balik kecepatan itu, ada sisi rentan yang mungkin belum Anda sadari.

Rata-rata “umur” relevansi konten Instagram adalah 48 jam, Twitter hanya 18 menit, dan TikTok? Bahkan lebih singkat lagi.

Setelah waktu tersebut, konten akan tenggelam—dan Anda harus terus memproduksi konten yang baru.

Selain itu, algoritma adalah raja di sosial media.

Jangkauan konten sangat tergantung pada perubahan-perubahan algoritma ini yang Anda tidak bisa kendalikan.

Bahkan, akun dengan ribuan followers pun bisa mengalami penurunan jangkauan drastis hanya karena perubahan kecil pada algoritma.

Ini belum termasuk risiko lain seperti shadow ban, peretasan akun, atau bahkan penutupan secara sepihak.

(Baca juga: Jam Posting Instagram Terbaik Algoritma 2025)

sribu business
Ingin penjualan bisnis cepat naik? Sribuin Aja!

Apa yang Terjadi Jika Hanya Mengandalkan Sosial Media?

Banyak bisnis kecil di Indonesia sangat bergantung pada Instagram atau TikTok untuk berjualan.

Awalnya mungkin strategi seperti ini bisa berjalan baik, tapi ketika jangkauan menurun atau akun mendapatkan masalah, bisnis pun akan ikut goyah.

Contohnya bisa dilihat saat terjadi bug massal di Instagram pada tahun 2022 lalu.

Banyak akun bisnis yang mendadak kehilangan followers, tidak bisa login, dan kontennya tidak muncul di feed.

Dalam satu malam saja, banyak traffic dan penjualan menurun drastis.

Bisnis yang tidak punya blog atau database email sendiri terpaksa menunggu—tanpa bisa berbuat banyak.

Solusi: Gabungkan Keduanya! Distribusi di Sosmed, Aset di Blog

ilustrasi marketing konten
Ilustrasi dari Pixabay

Daripada mendebatkan keduanya, praktik terbaik yang bisa Anda lakukan justru adalah dengan menggabungkan blog dan sosial media dalam satu strategi konten yang saling mendukung.

Bayangkan blog sebagai “pusat informasi” yang kuat, lengkap, dan mendalam.

Di sinilah artikel, studi kasus, landing page, dan konten edukatif Anda berada.

Lalu gunakan sosial media untuk mendistribusikan konten itu, menjangkau audiens baru, dan mengarahkan mereka kembali ke blog!

Kesimpulan

Di tengah dunia digital yang penuh ketidakpastian ini, blog bisa memberikan bisnis Anda pijakan yang stabil.

Ia bukan hanya berfungsi sebagai tempat menulis artikel, tapi juga merupakan aset digital untuk membentuk wajah brand secara utuh—yang sepenuhnya Anda miliki.

Tapi, sosial media pun tetap penting.

Jadikan sosial media sebagai saluran, bukan fondasi. Karena algoritma bisa berubah, tapi konten yang Anda miliki dan kontrol akan selalu bisa diandalkan!

Dalam jangka panjang, kekuatan digital marketing bukan berasal dari seberapa viral konten Anda hari ini, tapi dari seberapa banyak aset yang bisa Anda pegang kendalinya.


Sebagai penutup, Anda yang tertarik ingin mulai beriklan online kini bisa memanfaatkan jasa dari Sribu Business sebagai solusi praktis.

Dengan harga layanan mulai dari Rp 3 Juta saja, tim profesional kami akan menangani iklan Anda mulai dari membuat konten, memulai kampanye, mengoptimasi, dan mengelolanya sesuai kebutuhan.

Untuk mempelajari lebih lengkap, silahkan hubungi tim support Sribu Business (WA)  atau langsung mengacu ke dokumen berikut.

Akhir kata, semoga pembahasan ini bermanfaat & sampai jumpa di artikel selanjutnya!

(Jangan lupa subscribe ke Blog Sribu dan follow akun Instagram Sribu supaya tidak ketinggalan informasi menarik lainnya terkait dunia digital marketing, SEO, dan tren pasar terkini.)

Raski Santika
Raski Santika adalah Blog Writer & Editor di Sribu. Melalui tulisannya, ia ingin menginspirasi, mengedukasi, serta membantu para pemilik usaha & talent freelancer digital Indonesia untuk terus berkembang serta mempelajari ilmu baru.