Di tengah derasnya arus konten viral, tren sesaat, dan algoritma media sosial yang terus berubah, banyak pelaku bisnis terlalu terpaku pada “apa yang sedang ramai hari ini.”
Padahal, ada jenis konten yang akan tetap relevan dan terus dicari bahkan bertahun-tahun setelah pertama kali dipublikasikan: konten evergreen—konten yang tak lekang waktu dan konsisten mendatangkan manfaat.
Apa Itu Konten Evergreen?

Konten evergreen adalah konten yang tetap relevan sepanjang waktu—tidak bergantung musim, tren, ataupun peristiwa terkini.
(Nama “evergreen” sendiri diambil dari jenis pohon yang daunnya tetap hijau sepanjang tahun.)
Beberapa contoh konten evergreen antara lain:
- Panduan membuat logo brand yang profesional
- Cara menulis deskripsi produk secara efektif
- Tips mengatur anggaran iklan untuk bisnis kecil
Karena tidak terikat waktu, konten seperti ini akan dapat mendatangkan traffic secara konsisten tanpa perlu promosi ataupun penulisan berulang.
Mengapa Konten Evergreen Penting untuk Bisnis?
Menurut laporan dari Ahrefs, sekitar 90% konten di internet tidak mendapatkan traffic dari Google sama sekali.
Salah satu penyebabnya adalah karena banyak konten dibuat hanya untuk mengejar tren, yang cepat sekali kadaluarsa dan kehilangan relevansi.
Lalu, data dari Backlinko menunjukkan bahwa konten evergreen cenderung memiliki posisi lebih stabil di hasil pencarian Google, karena topiknya selalu dicari dan tidak seperti konten musiman yang akan cepat tergeser.
Manfaat lainnya antara lain:
- Mendatangkan audiens baru tanpa biaya
- Memperpanjang usia pakai konten
- Menjaga posisi brand selalu relevan di mata konsumen
Ciri-Ciri Konten Evergreen yang Baik


Konten evergreen bukanlah hany konten yang tidak menyebut suatu tahun atau peristiwa.
Supaya benar-benar efektif, konten ini perlu memiliki sejumlah kualitas yang bisa membuatnya terus bertahan di mesin pencari, sekaligus tetap relevan bagi pembaca baru di masa depan:
- Topik yang Selalu Dicari
Topik yang ideal untuk konten evergreen adalah yang kebutuhannya tidak akan hilang dalam waktu dekat. Anda bisa menggunakan Google Trends atau alat keyword planner lainnya untuk memastikan bahwa minat terhadap topik tersebut stabil dari tahun ke tahun. - Berisi Informasi Edukasional atau Praktis
Konten evergreen umumnya menjawab pertanyaan atau menyelesaikan masalah nyata. Artikel jenis ini harus membantu orang memahami suatu hal, menjalankan tugas tertentu, atau membuat keputusan—baik dalam bentuk panduan, daftar tips, maupun tutorial. - Tidak Terikat Waktu atau Peristiwa Spesifik
Judul seperti “Tips Belanja Saat Ramadan 2023” jelas tidak bisa disebut konten evergreen. Sebaliknya, artikel seperti “Cara Mengatur Anggaran Belanja Bulanan” akan bisa punya nilai jangka panjang dan tidak terikat momentum saja. - Mudah Diperbarui Tanpa Mengubah Struktur Dasar
Konten evergreen yang baik tidak hanya relevan saat diterbitkan, tapi juga bisa disesuaikan ketika ada perkembangan baru. Cukup dengan menyisipkan data baru atau mengganti tautan yang mati, konten Anda akan tetap bisa bertahan dan berfungsi maksimal.
Strategi Membuat Konten Evergreen


Membuat konten evergreen tidak bisa hanya menulis, lalu berharap konten akan langsung kuat bertahan lama.
Ada pendekatan strategis yang perlu Anda terapkan supaya konten bisa benar-benar efektif dan terus menghasilkan manfaat jangka panjang:
1. Kenali Masalah Abadi Audiens
Langkah pertama adalah memahami kebutuhan mendasar dari audiens—pertanyaan atau masalah apa yang terus muncul dari waktu ke waktu? Cobalah cek di bagian komentar media sosial, FAQ pelanggan, atau hasil pencarian di website. Dari sinilah bahan konten evergreen bisa lahir.
2. Gunakan Bahasa yang Netral dan Tidak Cepat Usang
Pilih gaya bahasa dan narasi yang tidak dipengaruhi waktu. Hindari frasa seperti “tahun ini” atau “bulan lalu” dan unakan kalimat yang tetap masuk akal bila dibaca tahun depan atau bahkan lima tahun ke depan.
3. Prioritaskan Kualitas
Konten evergreen sering kali membutuhkan riset lebih mendalam dan waktu lebih lama untuk ditulis. Namun, kualitas inilah yang akan membuatnya kekal. Konten berkualitas pun akan terus dibagikan, dikutip, dan dibaca tanpa perlu melakukan apapun di kemudian hari.
4. Optimalkan SEO Secara Strategis
Gunakan kata kunci yang bersifat abadi (misalnya: “cara membuat invoice”, “tips promosi online”) dan hindari kata kunci yang hanya relevan sementara (“cara jualan online 2025”). Lalu, pastikan struktur tulisan jelas dan mudah diindeks oleh mesin pencari.
5. Lakukan Pemeliharaan Secara Berkala
Setiap beberapa bulan, tinjau ulang artikel evergreen Anda. Apakah datanya masih valid? Apakah ada sumber baru yang lebih terpercaya? Cukup memperbarui beberapa paragraf saja, artikel tersebut akan bisa kembali bersaing di hasil pencarian Google.

Kesimpulan
Konten evergreen bukanlah konten yang akan membuat Anda viral. tapi merupakan fondasi kuat dalam strategi pemasaran yang berjangka panjang.
Ketika konten lain mengandalkan momentum, konten evergreen akan bekerja diam-diam—menarik pengunjung dari waktu ke waktu, dalam kurun waktu yang lama.
Jika Anda ingin brand atau bisnis tetap ditemukan dan terus relevan, konten evergreen adalah salah satu investasi digital terbaik yang bisa Anda mulai hari ini!
Akhir kata, semoga pembahasan ini bermanfaat & sampai jumpa di artikel selanjutnya!
(Jangan lupa subscribe ke Blog Sribu dan follow akun Instagram Sribu supaya tidak ketinggalan informasi menarik lainnya terkait dunia digital marketing, SEO, dan tren pasar terkini.)