Ingatkah insiden terkait pesepakbola Cristiano Ronaldo dan brand Coca-Cola tahun lalu?
Saat itu Cristiano tengah menghadiri sebuah konferensi pers di ajang Piala Euro 2020 ketika ia melakukan hal ini:
Dengan polosnya ia memindahkan botol Coca-Cola yang ada di hadapannya dan mengatakan “Minumlah air putih”.
Perkataan ini tentu sejalur dengan pekerjaannya sebagai seorang atlet profesional, karena ia pasti selalu memilih minuman yang lebih sehat untuk dikonsumsi.
Namun, tanpa disadari hal ini memberikan kerugian cukup besar untuk Coca-Cola (yang merupakan salah satu sponsor terbesar ajang tersebut)
Beberapa media berita melaporkan bahwa kejadian ini membuat Coca-Cola rugi hingga Rp 57,2 trilyun karena sahamnya anjlok.
“Insiden” ini pun menjadi topik trending selama beberapa hari, dan brand furnitur asal Swedia, IKEA, melihat hal ini sebagai sebuah kesempatan emas.
Melalui akun media sosial, IKEA mengumumkan bahwa mereka menamai ulang salah satu produk botol airnya:
Post tersebut sangat disukai oleh audiens di media sosial, yang kemudian membagikannya sehingga produk di foto post pun laris terjual.
Strategi “numpang promosi” seperti ini sebenarnya sudah sering dilakukan oleh brand-brand lain sebelum IKEA.
Dalam bidang humas/public relation, strategi ini dikenal dengan nama newsjacking.
TANPA PROMOSI TETAP BISA MENARIK PERHATIAN
Audiens menyukai post di atas karena merasa terhibur oleh respons IKEA terhadap isu tersebut, bukan karena mereka menyukai produknya.
Alhasil, foto produk tersebar di media sosial dan produk bisa laku walaupun IKEA tidak melakukan promosi yang intensif.
Inilah alasan mengapa banyak marketer yang sangat menyukai strategi newsjacking.
Kita bisa lihat secara jelas bahwa contoh post di atas adalah promosi untuk sebuah produk, tapi audiens tidak melihatnya seperti itu.
Mereka hanya melihat post sebagai respons “humoris” dari IKEA terhadap insiden Ronaldo & Coca-Cola.
Ini membuat audiens lebih tertarik untuk share post tersebut di media sosialnya, sehingga jumlah orang yang melihat produk pun tumbuh secara alami.
Dalam waktu bersamaan, jumlah orang yang kemungkinan akan tertarik membeli produk pun bertambah.
Mari lihat contoh lain dari Oreo:
Tweet di atas dibuat sebagai respons untuk insiden listrik yang mati ketika ajang Super Bowl XLVII tahun 2013 tengah berlangsung.
Dalam satu jam saja, post tersebut berhasil viral dan menarik perhatian puluhan ribu pengguna Twitter.
Huffington Post bahkan berkata, “Salah satu iklan tersukses di ajang Super Bowl justru bukan berbentuk iklan–namun sebuah tweet yang dibuat Oreo ketika insiden listrik mati terjadi.”
Pada ajang tersebut, Oreo juga meluncurkan sebuah iklan (yang kabarnya menghabiskan biaya lebih dari 3.7 juta Dollar) pada saat half-time show. Namun tweet di atas dipercaya berhasil mendatangkan keuntungan finansial yang lebih besar.
Ini membuktikan bahwa jika sukses, newsjacking adalah salah satu strategi pemasaran terbaik yang bisa Anda lakukan.
PRAKTEKNYA CUKUP MUDAH
Kata kunci untuk praktek newsjacking adalah respons. Waktu dan isi konten adalah dua hal terpenting yang harus Anda perhatikan.
Mari bahas waktu terlebih dahulu dengan melihat ilustrasi di bawah ini:
Anda harus dapat berpikir kreatif secara cepat, karena dampak maksimal dari newsjacking hanya akan didapatkan jika respons Anda berdekatan dengan terjadinya isu.
Dari ilustrasi di atas, bisa kita lihat bahwa waktu terbaik untuk membagikan respons Anda adalah setelah berita muncul dan sebelum minat masyarakat terhadap isu mulai tumbuh.
Ini karena audiens akan bisa menemukan respons Anda ketika mereka mencari info terkait berita tersebut.
Jika Anda membuat respons di “puncak”, Anda tidak akan memiliki waktu yang cukup sebelum isu menjadi “berita tempo hari”.
Hal ini terutama krusial karena siklus berita di media sosial saat ini sangatlah cepat. Isu yang hangat hari ini tak jarang sudah menjadi “basi” di hari esok.
Kemudian, isi konten yang akan sukses dalam newsjacking adalah yang terlihat oleh audiens sebagai respons yang menghibur, bukan menjual.
Anda ingin audiens menyebarkan konten respons yang Anda buat, dan kemungkinan mereka melakukannya akan lebih besar jika mereka merasa terhibur.
Coba ingat, banyak kah audiens yang share konten Anda yang bersifat “menjual”?
Saya yakin jawabannya tidak.
Dampak yang harus Anda incar dari awal adalah penyebaran nama. Melalui respons tersebut, target utama Anda haruslah untuk meningkatkan awareness masyarakat terhadap brand atau produk.
Jika Anda sudah berhasil mencapai tujuan tersebut, tentunya calon pembeli/klien pun akan dengan sendirinya bertambah karena bisnis Anda kini dikenal oleh lebih banyak orang.
Walaupun contoh-contoh di atas berdasarkan pada isu yang negatif, newsjacking pun sebenarnya bisa dilakukan dengan tren yang positif.
Contohnya seperti Burger King Indonesia yang tahun lalu menciptakan paket “BTS Meal”, memanfaatkan popularitas boyband asal Korea tersebut.
Jadi, sebenarnya isu seperti apapun bisa dimanfaatkan. Anda hanya harus cerdas membuat respons yang akan menarik perhatian sebanyak-banyaknya.
Newsjacking memperlihatkan bahwa bisnis dan brand Anda aware dengan perkembangan dunia di sekitar.
Audiens tentu menyukai hal tersebut.
Perhatikan isu di sekeliling dan jadilah “aji mumpung” supaya bisnis Anda bisa ikut merasakan hangatnya perbincangan yang ada.