Efek IKEA: Pembeli Kini Suka Produk “Rangkai” Sendiri!

Foto ilustrasi dari Pexels

Pernahkah Anda merasa lebih bangga terhadap rak buku yang Anda rakit sendiri, dibandingkan lemari mahal yang datang dalam keadaan sudah jadi?

Padahal dari segi tampilan dan kekuatan, lemari kedua mungkin terbilang lebih unggul.

Tapi, ada rasa kepuasan tersendiri ketika melihat rak yang Anda susun sendiri berdiri rapi di sudut ruangan.

Pengalaman seperti ini merupakan contoh nyata dari fenomena psikologis yang kini sering disebut Efek IKEA—sebuah kecenderungan seseorang untuk lebih menghargai produk yang ia “buat” sendiri.

Produk tersebut terasa lebih istimewa bukan karena tampilannya, tapi karena usaha dan waktu yang sudah kita dedikasikan.

Menariknya, prinsip ini tidak hanya berlaku dan digunakan oleh produsen furnitur saja.

Banyak bisnis dari berbagai industri mulai memanfaatkan efek ini untuk meningkatkan ketertarikan pelanggan terhadap produk.

jasa desain logo
Ingin punya logo keren berkualitas profesional? Sribuin Aja!

Apa Itu IKEA Effect?

Istilah ini diperkenalkan oleh Dan Ariely, seorang peneliti dari MIT yang meneliti bagaimana orang menilai sebuah produk.

Dalam salah satu eksperimennya, partisipan diminta merakit sebuah kotak untuk penyimpanan kertas.

Hasil eksperimen menunjukkan bahwa mereka yang merakit sendiri cenderung menilai produk tersebut lebih tinggi daripada kelompok yang menerima produk serupa yang sudah jadi.

Kesimpulannya, manusia cenderung lebih menghargai sesuatu jika mereka ikut terlibat dalam proses pembuatannya.

Perasaan ini muncul bukan karena hasil akhirnya yang sempurna, melainkan karena adanya pencapaian pribadi yang dirasakan.

Mengapa Keterlibatan Pelanggan Penting?

projek diy
Foto ilustrasi dari Unsplash

Ada tiga alasan utama mengapa orang lebih menyukai produk yang mereka bantu buat sendiri:

  1. Lebih Merasa Memiliki – Ketika pelanggan ikut memilih, merancang, atau merakit bagian dari produk, mereka akan merasa memiliki peran aktif. Ini memperkuat rasa kepemilikan terhadap produk tersebut.
  2. Usaha Yang Membentuk Nilai – Semakin besar usaha yang dikeluarkan, semakin besar pula penghargaan terhadap hasilnya. Ini seperti orang tua yang lebih menghargai hasil lukisan anaknya dibandingkan karya seni di galeri.
  3. Terbentuk Ikatan Emosional – Produk yang melibatkan pelanggan dalam prosesnya akan meninggalkan kesan yang lebih mendalam. Pelanggan tidak hanya membeli produk, tetapi juga memiliki cerita di baliknya.

(Baca juga: 5 Kisah Brand Yang Meroket Setelah Rebranding Logo)

Bagaimana Bisnis Bisa Menggunakannya?

penggemar lego
Foto ilustrasi dari Unsplash

Beberapa brand ternama dunia sudah lama menggunakan konsep ini:

  • LEGO: memungkinkan pelanggan untuk merakit mainan mereka sendiri. Proses ini bukan sekadar permainan, tapi merupakan sebuah pengalaman.
  • Nike By You: menawarkan opsi untuk mendesain sepatu sendiri, mulai dari penentuan warna hingga bahan.
  • Starbucks: memberikan keleluasaan bagi pelanggan untuk menyesuaikan minuman sesuai selera dan keinginan.

Di Indonesia, tren serupa mulai terlihat, misalnya:

  • Minuman boba yang bisa dikustomisasi dari rasa, topping, hingga tingkat kemanisan
  • Paket hampers yang bisa disusun sesuai pilihan pembeli
  • Produk fashion yang memungkinkan pelanggan mencetak desain artwork mereka sendiri

Semua contoh ini menunjukkan bahwa ketika pelanggan dilibatkan, mereka bisa menjadi lebih tertarik dan lebih setia kepada sebuah brand.

Bisnis Kecil? Mulai Dari Hal Sederhana

paket hampers sederhana
Foto ilustrasi dari Pexels

Anda tidak perlu memiliki perusahaan besar atau teknologi canggih untuk menerapkan efek IKEA dalam berbisnis.

Justru, bisnis kecil seringkali bisa memiliki keunggulan dalam membangun pengalaman yang lebih personal dengan pelanggan!

Berikut adalah beberapa contoh konkret yang bisa dilakukan oleh bisnis kecil untuk lebih melibatkan pelanggan:

  • Paket DIY (Do-It-Yourself)
    Jika Anda menjual produk makanan atau minuman, cobalah menawarkan versi paketan yang bisa diracik sendiri di rumah. Misalnya: kopi susu dengan bahan terpisah (kopi, susu, gula cair), atau bumbu masak khas yang bisa dikombinasikan sendiri. Selain memberikan rasa penasaran, ini juga memberi pelanggan kepuasan karena bisa menikmati hasil buatan sendiri.
  • Hampers atau gift box yang bisa dikustomisasi
    Beri pelanggan kebebasan untuk memilih isi hampers—apakah ingin memasukkan sabun handmade, cookies, lilin aroma terapi, atau kartu ucapan pribadi. Proses pemilihan ini menambah keterlibatan emosional dan membuat mereka merasa lebih terhubung secara personal dengan hadiah yang mereka berikan.
  • Personalisasi pada kemasan atau produk
    Tambahkan fitur seperti mencantumkan nama pembeli di label, opsi memilih warna tali atau stiker, atau bahkan pilihan desain yang bisa dikombinasikan.
  • Produk custom dengan varian pilihan
    Untuk bisnis kerajinan tangan atau fashion, berikan opsi warna, ukuran, atau bahkan desain khusus berdasarkan preferensi pelanggan. Mereka akan bisa merasa bahwa produk tersebut dibuat spesial untuk mereka, bukan barang pasaran yang dapat dibeli oleh siapa saja.
  • Desain interaktif atau elemen partisipatif
    Jika Anda menjual produk anak-anak atau edukatif, sertakan stiker, gambar untuk diwarnai, atau bagian kemasan yang bisa dilipat dan dimainkan. Ini bukan hanya akan memberikan hiburan, tapi juga memperpanjang durasi interaksi dengan produk.

Intinya, di sini Anda bukan membuat pelanggan bekerja lebih keras, tapi menciptakan rasa bahwa mereka ikut berkontribusi terhadap produk akhir.

Ini akan memperkuat loyalitas, meningkatkan kepuasan, dan membuat pengalaman berbelanja jadi terasa lebih istimewa.

Yang terpenting di sini adalah menciptakan pengalaman di mana pelanggan merasa terlibat secara langsung dalam produk yang mereka beli.

Hati-Hati, Jangan Membuat Prosesnya Terlalu Sulit!

Walaupun keterlibatan pelanggan penting, Anda tetap harus memastikan bahwa prosesnya tidak akan terlalu rumit.

Jika pelanggan merasa kesulitan, efek positif yang diinginkan justru bisa berubah menjadi pengalaman yang membawa rasa frustrasi.

Jadi, berikan petunjuk yang jelas, batasi jumlah pilihan jika perlu, dan pastikan seluruh proses tetap menyenangkan.

Tujuan utama strategi ini adalah untuk menciptakan pengalaman yang menyenangkan, bukan pekerjaan tambahan.

jasa desain logo
Ingin punya logo keren berkualitas profesional? Sribuin Aja!

Penutup

Di tengah banyaknya produk serupa di pasaran, salah satu cara terbaik untuk membedakan bisnis Anda adalah dengan memberikan pengalaman yang terasa unik bagi pelanggan.

Efek IKEA menunjukkan bahwa orang ingin merasa punya kontribusi terhadap produk yang mereka beli.

Mereka tidak sekadar mencari barang—mereka mencari keterlibatan, kebanggaan, dan cerita di baliknya.

Jadi, jika Anda sedang mencari cara untuk membuat pelanggan lebih terhubung dengan brand Anda, mungkin jawabannya bukan menambah fitur atau diskon.

Mungkin, Anda cukup memberikan ruang bagi pelanggan untuk merasa ikut serta dalam penciptaan produk itu sendiri!


Sebagai penutup, kami di Sribu selalu menyediakan peluang untuk Anda yang tertarik bekerja sebagai freelancer online.

Jika tertarik mendaftar atau ingin mempelajari lebih lanjut, silakan kunjungi link berikut.

Akhir kata, semoga pembahasan ini bermanfaat & sampai jumpa di artikel selanjutnya!

(Jangan lupa subscribe ke Blog Sribu dan follow akun Instagram Sribu supaya tidak ketinggalan informasi menarik lainnya terkait dunia digital marketing, SEO, dan tren pasar terkini.)

Raski Santika
Raski Santika adalah Blog Writer & Editor di Sribu. Melalui tulisannya, ia ingin menginspirasi, mengedukasi, serta membantu para pemilik usaha & talent freelancer digital Indonesia untuk terus berkembang serta mempelajari ilmu baru.