Yuk, Pelajari Prinsip Dasar Etika & Hukum Bisnis Syariah!

hukum bisnis syariah
Foto ilustrasi oleh pch.vector

Ketika berbicara mengenai bisnis syariah, setidaknya ada dua istilah yang patut Anda pahami yaitu hukum bisnis syariah dan etika bisnis syariah.

Kedua istilah tersebut mengacu pada hal berbeda namun saling melengkapi satu dengan yang lain.

Pemahaman yang lebih dalam tentang keduanya akan membantu para pebisnis — baik yang bergerak di ranah bisnis online maupun offline — dalam menjalankan bisnis syariah berdasarkan prinsip-prinsip islam secara kaffah.

Tentang Hukum Bisnis Syariah

Hukum bisnis syariah berfokus pada konsep halal dan haram dalam proses transaksi atau muamalah.  

Hal ini mencakup semua aspek dari sebuah transaksi termasuk cara mendapatkan harta, pemanfaatan dan pendayagunaan aset, perjanjian bisnis, serta segala aktivitas keuangan lainnya.

Terkait dengan konsep hukum bisnis ini, ada beberapa hal yang perlu Anda ketahui perihal ciri-ciri dan praktik bisnis syariah dalam kehidupan nyata.

Oleh karena itu, mari kita bahas secara lebih lengkap.

Ciri-ciri Bisnis Syariah

Label halal terbaru
Label halal terbaru dari Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH)

Pelaksanaan bisnis syariah memiliki beberapa ciri-ciri dasar yaitu:

  1. Akad Yang jelas. Setiap transaksi yang berlangsung diawali dengan akad yang jelas. Tanpa kejelasan akad, sebuah transaksi dapat berubah menjadi haram.
  2. Halal. Halal yang dimaksud dalam bisnis syariah mengacu pada jenis produk/jasa serta cara mendapatkannya. Objek transaksi jual beli harus tergolong sebagai produk yang halal serta diperoleh melalui jalan yang halal.
  3. Bebas riba. Segala jenis bisnis yang melibatkan riba atau bunga dilarang dalam agama islam.
  4. Tidak mengandung unsur perjudian. Bisnis syariah tidak memperbolehkan adanya unsur pertaruhan dan perjudian (maysir) dalam setiap transaksi.
  5. Tidak gharar. Kontrak dalam transaksi harus jelas dan dapat dipahami oleh kedua belah pihak. Kontrak yang mengandung unsur ketidakjelasan (gharar) tidak diperbolehkan.

Prinsip Pelaksanaan Bisnis Syariah

Selain memiliki ciri-ciri di atas, bisnis syariah juga beroperasi mengikuti 6 prinsip yaitu:

  1. Murabahah. Prinsip ini mengacu pada akad jual beli di mana kedua belah pihak sudah mengetahui perihal harga, kualitas, kuantitas, dan syarat pembelian barang atau penggunaan jasa.
  2. Salam. Prinsip ini mengacu pada akad jual beli di mana pembeli melakukan pemesanan produk dengan syarat tertentu. Dalam kesepakatan tersebut, harus ada kejelasan perihal kondisi barang, kualitas, kondisi, jenis, kuantitas, serta waktu pengiriman.
  3. Istishna. Prinsip ini serupa dengan prinsip Salam, hanya saja pembeli akan membayar produk setelah menerimanya, tanpa ada uang muka tertentu.
  4. Musyarakah. Prinsip ini mengacu pada akad kerja sama dalam membangun dan mengelola bisnis bersama-sama. Pembagian keuntungan atau kerugian telah ditetapkan sejak awal.
  5. Mudharabah. Mengacu pada akad kerja sama antara pemilik modal dan pengelola. Keduanya memiliki peran berbeda dalam menjalankan usaha. Perjanjian keuntungan dan kerugian harus ditetapkan sejak awal.
  6. Ijarah. Prinsip ini mengacu pada kegiatan transaksi dalam bentuk sewa misalnya sewa tanah, rumah, kendaraan, atau sewa jasa dan tenaga orang lain.

 (Jika merasa bingung dengan berbagai istilah prinsip dan akad dalam menjalankan bisnis syariah, layanan jasa konsultan syariah dari freelancer Sribu bisa menjadi solusi bebas pusing untuk Anda!)

Nilai Etika Bisnis Syariah

Bila hukum bisnis syariah lebih banyak berbicara seputar halal dan haram dalam transaksi, maka etika bisnis syariah lebih fokus pada upaya menjalankan usaha sesuai dengan kerangka nilai ajaran Islam.

Kerangka nilai etika ini mencakup beberapa hal yaitu:

1. Nilai Tauhid

Nilai etika tauhid dalam menjalankan bisnis syariah mengacu pada keyakinan bahwa segala sesuatu harus dilakukan berdasarkan Allah SWT.

Dalam menjalankan bisnis, hal yang dicari bukan sekadar keuntungan materi namun lebih berharap pada ridha Allah SWT.

Nilai ini menjadi kerangka gerak setiap pelaku bisnis syariah. Setiap keputusan dan tindakan usaha yang diambil haruslah sesuai dengan nilai Tauhid agar bisa mendapatkan ridha dari Sang Maha Pencipta.

2. Kejujuran

Sebagai nilai yang sangat ditekankan dalam Islam, kejujuran menjadi etika yang wajib dipegang teguh dalam menjalankan usaha.

Artinya, setiap bentuk komunikasi dan transaksi harus berdasarkan pada nilai kejujuran serta berjalan secara transparan.  

Nilai etika ini dapat membawa keuntungan tersendiri bagi pelaku usaha, yaitu mampu membangun kepercayaan dan integritas usaha di mata pelanggan.

3. Keadilan

etika bisnis syariah
Foto ilustrasi dari Unsplash

Nilai keadilan mengajak setiap pelaku usaha dan semua orang yang terlibat untuk berlaku adil tanpa membeda-bedakan antara satu dengan yang lain.

Hal yang sama juga diterapkan dalam melakukan transaksi, contohnya dengan tidak melakukan tindakan yang curang kepada salah satu pihak.

4. Tanggung Jawab Sosial

Pelaksanaan bisnis syariah dilakukan dengan penuh tanggung jawab serta melihat dampak yang ditimbulkan bagi masyarakat dan lingkungan sekitar.

Bisnis yang berjalan hendaknya mampu membawa manfaat bagi masyarakat serta tetap menjaga alam dan lingkungan sekitar dari kerusakan.

5. Transparansi

Nilai ini mengacu pada bentuk keterbukaan dalam berbagai aspek seperti cara mengambil keputusan bisnis yang terbuka serta memberikan laporan keuangan yang jelas tanpa ada yang ditutup-tutupi.

Cara Menjalankan Prinsip Hukum & Etika Bisnis Syariah

Hukum dan etika dalam bisnis syariah berjalan seiring waktu dan saling melengkapi satu sama lainnya. Oleh karena itu, penerapannya harus dilakukan secara bersamaan.

Untuk memudahkan seorang pelaku usaha dalam menerapkan kedua hal tersebut, berikut beberapa langkah yang dapat ditempuh:

1. Pelajari Prinsip Hukum Bisnis Syariah

Langkah pertama yang wajib dilakukan adalah mempelajari seputar hukum bisnis syariah.

Pelaku bisnis perlu tahu tentang pengertian riba, maysir, dan gharar. Setelah itu, pastikan setiap aspek atau transaksi bisnis yang terjadi tidak melibatkan hal-hal terlarang tersebut.

2. Terapkan Etika Bisnis Syariah

Semua nilai etika bisnis syariah yang sudah diketahui sifatnya wajib untuk diterapkan.

Untuk melakukan ini Anda sebagai pelaku bisnis dapat memulai dengan berlaku adil kepada semua pihak, mulai dari karyawan dan pelanggan.

Perhatikan juga apakah bisnis yang dibangun lebih banyak membawa dampak positif atau negatif kepada masyarakat dan lingkungan sekitar.

3. Konsultasikan Dengan Ahli

konsulltasi bisnis syariah
Foto ilustrasi dari Unsplash

Dalam beberapa hal yang mungkin masih menimbulkan keraguan, saya sangat menyarankan untuk Anda konsultasi dengan para ahli seperti freelancer profesional penyedia jasa konsultasi syariah di Sribu.

Hal ini perlu dilakukan untuk memastikan setiap aspek dalam bisnis sudah berjalan sesuai dengan syariat dan hukum Islam.

4. Edukasi Diri & Tim

Proses edukasi dan pemahaman tentang nilai etika dan hukum dalam menjalankan bisnis syariah wajib melibatkan semua pihak.

Jadi, Anda sebagai pemilik usaha harus mengajak seluruh anggota tim dan karyawan untuk belajar lebih dalam mengenai topik ini.

Penutup

Hukum bisnis syariah dan etika bisnis syariah berjalan secara beriringan, & tidak lengkap rasanya bila hanya menjalankan salah satu saja.

Artinya, pelaku usaha yang berkecimpung dalam dunia bisnis syariah wajib untuk memahami kedua aspek tersebut. 

Hal ini sangat penting untuk membantu Anda agar dapat menjalankan bisnis dengan integritas dan sesuai dengan nilai-nilai Islam yang membawa manfaat bagi semua pihak.

Dengan memperhatikan hal ini, maka Anda bisa memiliki sebuah bisnis yang tidak hanya sukses, tapi juga mendapatkan berkah karena mengikuti prinsip-prinsip bisnis Islami!

Sebagai penutup, kami di Sribu selalu menyediakan peluang untuk Anda yang tertarik bekerja sebagai freelancer online.

Jika tertarik mendaftar atau ingin mempelajari lebih lanjut, silakan kunjungi link berikut.

Akhir kata, semoga pembahasan ini bermanfaat & sampai jumpa di artikel selanjutnya!


(Jangan lupa subscribe ke Blog Sribu dan follow akun Instagram Sribu supaya tidak ketinggalan informasi menarik lainnya terkait dunia digital marketing, SEO, dan tren pasar terkini.)

Raski Santika
Raski Santika adalah Blog Writer & Editor di Sribu. Melalui tulisannya, ia ingin menginspirasi, mengedukasi, serta membantu para pemilik usaha & talent freelancer digital Indonesia untuk terus berkembang serta mempelajari ilmu baru.