Setelah Dapat Leads, Jangan Pernah Lakukan 7 Hal Ini!

follow up leads
Foto ilustrasi dari Unsplash

Follow up leads adalah salah satu tahapan terpenting dalam proses pemasaran dan penjualan untuk sebuah bisnis.

Namun, masih banyak yang sering kali melakukan kesalahan dalam menindaklanjuti leads mereka, sehingga justru merugikan dan menghambat peluang konversi.

Padahal, setiap leads yang didapatkan adalah hasil dari upaya pemasaran yang tidak murah, baik melalui iklan, kampanye digital, atau strategi lainnya.

Oleh karena itu, di artikel ini saya akan membahas secara detail tujuh kesalahan yang harus dihindari setelah mendapatkan leads.

Pahami dengan baik karena poin-poin ini akan membantu Anda memaksimalkan peluang konversi sekaligus menjaga reputasi bisnis!

7 Kesalahan Dalam Follow Up Leads

jasa iklan online
Ingin penjualan bisnis cepat naik? Sribuin Aja!

1. Menunda Tindak Lanjut

Ketika sebuah leads Anda dapatkan, timing sangatlah krusial.

Menunda respons, bahkan hanya beberapa jam, akan dapat membuat peluang Anda lenyap.

Leads, terutama yang didapatkan dari iklan online atau formulir digital, biasanya mencari solusi cepat.

Artinya jika Anda lambat dalam merespons, kemungkinan besar mereka akan mencari alternatif lain.

calon klien
Foto ilustrasi dari Unsplash

Sebuah studi dari Harvard Business Review menunjukkan bahwa perusahaan yang merespons leads dalam lima menit pertama memiliki peluang konversi 21 kali lebih besar dibandingkan yang merespons lebih lambat.

Ini adalah bukti nyata bahwa waktu respons adalah faktor krusial dalam proses follow-up!

Untuk mengatasi masalah ini, Anda bisa menggunakan teknologi seperti chatbot atau auto-responder untuk memberikan respons awal kepada leads.

Lalu, pastikan juga bahwa tim Anda memiliki SOP yang jelas, termasuk target waktu maksimal untuk menghubungi leads, misalnya dalam waktu 15 menit setelah data masuk.

Dengan demikian, Anda akan dapat mempertahankan minat leads sebelum mereka mencari alternatif lain.

2. Menggunakan Pesan Yang Generik

respon leads
Foto ilustrasi dari Pexels

Leads tidak menyukai pesan yang sangat terasa seperti copy-paste saja.

Mereka ingin merasa dipahami, bukan hanya salah satu dari sekian banyak daftar kontak.

Ini lah kenapa pesan generik sering kali gagal menciptakan koneksi emosional, karena tidak relevan dengan kebutuhan atau preferensi individual.

Untuk menghindari kesalahan ini, coba segmentasikan leads berdasarkan preferensi atau sumber kedatangan mereka.

Anda pun bisa memanfaatkan data dari formulir pendaftaran atau kampanye iklan untuk menyesuaikan pesan.

Pesan yang personal, seperti menyebutkan nama atau menyoroti kebutuhan spesifik mereka, akan jauh lebih efektif dalam menarik minat dan membangun hubungan.

3. Menghubungi Terlalu Sering

Frekuensi komunikasi adalah seni yang harus dikelola dengan sangat hati-hati.

Jika terlalu sering menghubungi leads, mereka bisa merasa terganggu dan bahkan memutuskan untuk tidak lagi berinteraksi dengan bisnis Anda.

Selain itu, banyak juga leads yang akhirnya mengabaikan pesan hanya karena merasa di-spam.

Tapi, di sisi lain, komunikasi yang terlalu jarang juga berisiko membuat leads melupakan bisnis Anda.

menghubungi leads
Foto ilustrasi dari Unsplash

Cara terbaik untuk menemukan frekuensi ideal adalah dengan menentukan jadwal komunikasi yang terstruktur.

Misalnya, Anda bisa mengirimkan pesan pertama di hari yang sama ketika leads masuk, diikuti dengan pesan kedua tiga hari kemudian.

Selain itu, jangan lupa bahwa setiap pesan harus memberikan nilai tambah, seperti informasi menarik atau diskon eksklusif, sehingga leads akan terus tertarik untuk berinteraksi.

4. Tidak Memberikan Informasi yang Relevan

Salah satu alasan utama kenapa leads tidak melanjutkan ke tahap pembelian adalah kurangnya informasi.

Bisa jadi sebenarnya banyak calon pelanggan yang berminat pada produk atau layanan Anda, tetapi mereka tidak mendapatkan jawaban atas pertanyaan atau keraguan.

Hal ini sering terjadi ketika tim penjualan kurang memahami kebutuhan leads atau tidak memiliki jawaban yang tepat terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut.

Untuk mengatasi hal ini, pastikan Anda memiliki FAQ yang lengkap di website atau landing page.

Jika leads memiliki pertanyaan spesifik, tim Anda harus mampu memberikan jawaban yang jelas, relevan, dan meyakinkan.

Memberikan informasi yang tepat waktu dan relevan seperti ini akan dapat meningkatkan tingkat kepercayaan leads terhadap bisnis Anda.

5. Terlalu Cepat Mendorong Penjualan

proses negosiasi
Foto ilustrasi dari Fauxels

Leads membutuhkan waktu untuk membuat keputusan.

Jika Anda terlalu cepat mendorong transaksi ketika melakukan follow up leads, mereka bisa merasa tertekan dan akhirnya memutuskan untuk tidak melanjutkan.

Pendekatan yang terlalu agresif justru sering kali menjadi alasan mengapa leads memilih untuk pergi.

Sebaliknya, fokuslah pada edukasi dan membangun hubungan terlebih dahulu.

Misalnya, Anda bisa mengirimkan konten informatif seperti artikel, video, atau eBook gratis yang relevan dengan kebutuhan mereka.

Dengan memberikan nilai tambah seperti ini, Anda tidak hanya akan membantu leads memahami produk, tapi juga membangun kepercayaan yang akan mempermudah proses penjualan di kemudian hari.

jasa iklan online
Ingin penjualan bisnis cepat naik? Sribuin Aja!

6. Mengabaikan Feedback Leads

Feedback atau masukan dari leads adalah sumber informasi yang sangat berharga.

Sayangnya, banyak bisnis yang mengabaikan hal ini dan kehilangan peluang untuk memperbaiki layanan mereka.

pekerja kebingungan
Foto ilustrasi dari Pexels

Ketika seorang leads memberi kritik atau saran, itu berarti mereka masih peduli dan melihat potensi dalam bisnis Anda.

Oleh karena itu, jadikan feedback sebagai alat untuk introspeksi dan perbaikan.

Misalnya, jika leads merasa harga Anda terlalu tinggi, Anda bisa mempertimbangkan penawaran diskon atau membuat program cicilan.

Jika mereka merasa layanan Anda kurang responsif, pertimbangkan untuk menambah staf atau memperbaiki sistem komunikasi.

Menunjukkan bahwa Anda mendengar feedback akan dapat meningkatkan kepercayaan dan loyalitas leads.

(Baca juga: 7 Tips Meningkatkan Kualitas Bisnis Dengan Komunikasi)

7. Tidak Memanfaatkan Teknologi

laptop mati
Foto ilustrasi dari Unsplash

Terakhir, pengelolaan leads secara manual tanpa bantuan teknologi adalah pendekatan yang tidak efisien dan berisiko tinggi.

Anda bisa kehilangan jejak leads, lupa melakukan follow-up, atau bahkan salah mengirimkan pesan.

Dalam dunia serba digital saat ini, teknologi seperti CRM (Customer Relationship Management) adalah alat yang wajib dimiliki.

CRM memungkinkan Anda untuk melacak setiap interaksi dengan leads, mulai dari pesan pertama hingga status terakhir mereka.

Lalu, integrasikan CRM Anda dengan platform otomatisasi pemasaran lainnya untuk mempermudah pengelolaan leads dalam jumlah besar.

Dengan teknologi ini, Anda akan dapat memastikan bahwa setiap leads bisa mendapatkan perhatian yang sesuai.

Penutup

Follow up leads adalah seni dan strategi yang membutuhkan keseimbangan antara kecepatan, relevansi, dan personalisasi.

Dengan menghindari kesalahan-kesalahan yang telah dibahas di atas, Anda akan dapat meningkatkan peluang konversi secara signifikan.

Ingat, setiap leads adalah peluang emas, dan cara Anda menangani mereka akan mencerminkan profesionalisme bisnis.

Jadi, pastikan untuk selalu mendengarkan kebutuhan leads, memberikan respons yang cepat dan relevan, serta memanfaatkan teknologi untuk mengoptimalkan proses.

Dengan strategi yang tepat, Anda tidak hanya akan lebih sukses mengonversi leads menjadi pelanggan, tapi juga bisa menciptakan hubungan jangka panjang yang menguntungkan bagi bisnis.


Sebagai penutup, Anda yang tertarik ingin mulai beriklan online kini bisa memanfaatkan jasa dari Sribu Business sebagai solusi praktis.

Dengan harga layanan mulai dari Rp 3 Juta saja, tim profesional kami akan menangani iklan Anda mulai dari membuat konten, memulai kampanye, mengoptimasi, dan mengelolanya sesuai kebutuhan.

Untuk mempelajari lebih lengkap, silahkan hubungi tim support Sribu Business (WA)  atau langsung mengacu ke dokumen berikut.

Akhir kata, semoga pembahasan ini bermanfaat & sampai jumpa di artikel selanjutnya!

(Jangan lupa subscribe ke Blog Sribu dan follow akun Instagram Sribu supaya tidak ketinggalan informasi menarik lainnya terkait dunia digital marketing, SEO, dan tren pasar terkini.)

Ryan Gondokusumo
Ryan adalah CEO dan Founder dari Sribu.com. 11 tahun pengalaman di management, product development, strategic dan digital marketing