Bayangkan Anda membuka sebuah toko kopi kecil.
Setiap hari, ada pelanggan baru datang karena tertarik dengan sebuah promo atau rekomendasi dari teman mereka.
Tapi, ada seorang pelanggan setia—sebut saja Ibu Lina—yang datang tiga kali seminggu, selalu memesan menu favoritnya, dan bahkan sering mengajak temannya untuk mampir.
Meski dia hanya satu dari ratusan–bahkan ribuan–pelanggan, nilainya untuk bisnis Anda bisa jauh lebih besar.
Inilah esensi dari Customer Lifetime Value (CLV).
CLV adalah cerminan dari seberapa pentingnya menjaga hubungan dengan pelanggan yang sudah pernah bertransaksi dengan bisnis Anda dalam jangka panjang.
Di tengah ramainya praktik strategi digital marketing yang mengejar “viral” dan mendatangkan traffic besar-besaran, CLV mengingatkan Anda bahwa mempertahankan pelanggan lama bisa lebih murah—dan lebih berdampak—daripada terus-menerus mencari yang baru.
Data dari Harvard Business Review bahkan menyebutkan bahwa meningkatkan retensi pelanggan sebesar 5% saja bisa meningkatkan profit hingga 95%!
Apa Itu Customer Lifetime Value (CLV)?

Customer Lifetime Value adalah total pendapatan yang dapat dihasilkan dari satu pelanggan selama mereka menjalin hubungan dengan bisnis Anda.
CLV tidak hanya melihat transaksi tunggal, tapi mengukur potensi akumulasi dari semua interaksi pelanggan dari waktu ke waktu.
(Misalnya, seorang pelanggan yang berlangganan layanan Rp100.000 per bulan selama 2 tahun, akan menghasilkan nilai CLV sebesar Rp2.400.000.)
Tapi, CLV lebih dari sekadar angka.
Data ini juga bisa memberi gambaran seberapa layak Anda menghabiskan waktu, biaya, dan strategi untuk mempertahankan pelanggan tersebut.
Menurut laporan dari Adobe, pelanggan lama memiliki kemungkinan 9x lebih besar untuk melakukan pembelian ulang dibanding pelanggan baru.
Ini menjadikan pentingnya CLV sebagai indikator keberlangsungan dan pertumbuhan sebuah bisnis.


Di banyak industri, margin keuntungan sebuah bisnis terus makin tipis.
Oleh karena itu, fokus pada pelanggan yang sudah ada bisa menjadi sebuah strategi yang lebih hemat dan cerdas.
Berikut alasan utama mengapa mengetahui CLV bisa krusial:
- Efisiensi Biaya: Pelanggan lama jauh lebih murah untuk dipertahankan dibanding untuk menarik pelanggan baru.
- Strategi Marketing yang Lebih Tepat Sasaran: Dengan data CLV, Anda akan bisa menentukan segmentasi pelanggan terbaik untuk program seperti loyalty, upsell, atau cross-sell.
- Prediksi Pendapatan Lebih Akurat: Mengetahui CLV akan membantu menyusun proyeksi pendapatan jangka panjang secara lebih realistis.
Data dari Bain & Company menunjukkan bahwa peningkatan retensi pelanggan sebesar 5% saja bisa meningkatkan keuntungan sebuah bisnis hingga 25%–95% tergantung industrinya.
Cara Hitung CLV dengan Sederhana
Formula dasar CLV cukup mudah dipahami:
CLV = Rata-rata Nilai Transaksi x Frekuensi Pembelian x Lama Hubungan (waktu)
Contoh:Rata-rata transaksi: Rp200.000
Frekuensi pembelian per tahun: 3 kali
Lama hubungan pelanggan: 5 tahun
Maka, CLV = Rp200.000 x 3 x 5 = Rp3.000.000
(Tapi, untuk bisnis yang lebih kompleks (seperti SaaS atau e-commerce), perhitungan CLV akan melibatkan banyak faktor lain seperti churn rate, margin keuntungan, dan biaya akuisisi.)


Strategi Meningkatkan CLV
Mengetahui dan memahami konsep CLV saja tentu tidak cukup. Anda perlu memiliki kemampuan untuk mengambil tindakan.
Berikut beberapa strategi yang bisa diterapkan:
- Fokus pada Customer Experience (CX)
Pelanggan yang puas akan setia bertahan lebih lama.
Perbaiki semua titik interaksi pelanggan mulai dari respon CS hingga kemudahan checkout.
- Personalisasi Komunikasi
Gunakan data pembelian untuk menawarkan promo atau produk yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
- Layanan Aftersales yang Baik
Jangan lupakan follow-up setelah transaksi selesai.
Ini bisa dilakukan melalui penawaran panduan, edukasi terkait produk, atau bantuan teknis lainnya.
- Program Loyalitas dan Referral
Beri insentif bagi pelanggan lama agar mereka terus membeli atau mengajak orang lain.
- Gunakan Automasi Marketing
Email otomatis, notifikasi retargeting, dan campaign berbasis perilaku bisa membantu menjaga keterlibatan pelanggan secara berkelanjutan.
Menurut riset dari Forbes, 80% perusahaan yang mengutamakan customer experience bisa meningkatkan pendapatan mereka secara signifikan.
(Baca juga: Flywheel Marketing, Strategi Supaya Bisnis Terus “Berputar”)

Kesimpulan
Customer Lifetime Value bukan sekadar data angka di dashboard—tapi merupakan indikator penting untuk memahami kelangsungan bisnis Anda.
Semakin tinggi nilai CLV, artinya semakin sehat hubungan Anda dengan para pelanggan setia.
Di tengah biaya promosi yang terus naik, mempertahankan pelanggan yang sudah ada bisa jadi strategi yang jauh lebih bijak dan menguntungkan.
Jadi, jika selama ini Anda hanya fokus mengejar traffic atau penjualan instan, mungkin sudah saatnya beralih ke strategi yang berorientasi jangka panjang: bangun relasi yang kuat, perhatikan kebutuhan pelanggan, dan tingkatkan nilai CLV mereka.
Sebagai penutup, Anda yang tertarik ingin mulai beriklan online kini bisa memanfaatkan jasa dari Sribu Business sebagai solusi praktis.
Dengan harga layanan mulai dari Rp 3 Juta saja, tim profesional kami akan menangani iklan Anda mulai dari membuat konten, memulai kampanye, mengoptimasi, dan mengelolanya sesuai kebutuhan.
Untuk mempelajari lebih lengkap, silahkan hubungi tim support Sribu Business (WA) atau langsung mengacu ke dokumen berikut.
Akhir kata, semoga pembahasan ini bermanfaat & sampai jumpa di artikel selanjutnya!
(Jangan lupa subscribe ke Blog Sribu dan follow akun Instagram Sribu supaya tidak ketinggalan informasi menarik lainnya terkait dunia digital marketing, SEO, dan tren pasar terkini.)