Brand Repositioning: Definisi, Manfaat, & Tips Praktiknya

brand repositioning
Foto ilustrasi dari Unsplash

Brand bukanlah sebuah entitas yang bersifat statis.

Ia akan bertumbuh, bergeser, bahkan terkadang perlu berubah total seiring berjalannya waktu.

Salah satu strategi yang sering dilakukan untuk menjaga relevansi dan keunggulan kompetitif adalah brand repositioning.

Strategi ini bukan sekadar keputusan untuk mengganti logo atau slogan, tapi menyentuh lapisan terdalam sebuah bisnis: bagaimana image brand dilihat oleh seluruh partisipan di pasar.

Menurut survei yang dirilis oleh McKinsey, 75% konsumen mengubah preferensi brand mereka selama pandemi lalu, membuktikan bahwa loyalitas bisa bergeser jika sebuah bisnis tidak cepat beradaptasi.

Maka dari itu, memahami strategi repositioning dan branding yang tepat sangatlah penting jika Anda tidak ingin mengalami hal tersebut.

Di artikel ini, saya akan membahas secara mendalam apa itu brand repositioning, mengapa metode ini krusial, kapan harus dilakukan, dan bagaimana langkah-langkah praktisnya.

sribu business
Ingin penjualan bisnis cepat naik? Sribuin Aja!

Apa Itu Brand Repositioning?

Brand repositioning adalah proses strategis untuk mengubah persepsi pasar terhadap sebuah merek bisnis.

Ini biasanya dilakukan agar brand tetap relevan, bisa menjangkau segmen baru, memperbaiki reputasi, atau menyesuaikan dengan arah bisnis yang berubah.

Repositioning bisa terjadi dalam berbagai bentuk: memperbarui pesan komunikasi, mengganti target audiens, menawarkan produk baru, hingga mengganti strategi penetapan harga.

Contoh klasiknya adalah brand Old Spice, yang dulunya dianggap sebagai merek deodorant untuk pria tua.

Lewat kampanye repositioning penuh humor dan visual kreatif, akhirnya mereka sukses menjangkau generasi muda dan menjadi brand yang relevan lagi.

Manfaat Brand Repositioning

rencana repositioning brand
Foto ilustrasi dari Unsplash

Repositioning bukanlah sebuah solusi yang instan.

Tapi jika dilakukan dengan tepat, metode ini bisa menjadi titik balik yang sangat kuat & bermanfaat untuk bisnis Anda untuk:

1. Menjangkau Audiens Baru

Banyak bisnis yang ingin masuk ke segmen pasar baru, namun terhambat citra tua/lama mereka.

Dengan melakukan repositioning, brand bisa membentuk narasi baru yang lebih sesuai dengan ekspektasi audiens baru tersebut.

Contoh: Gojek yang awalnya hanya dikenal sebagai layanan ojek online, melalui repositioning dan ekspansi layanan seperti GoFood, GoPay, dan GoSend, kini berhasil mengubah persepsi menjadi “super app” untuk gaya hidup urban.

2. Menghindari Stagnasi Pasar

Pasar yang sepi akan membuat bisnis sulit bertumbuh.

Di sinilah strategi repositioning bisa membangkitkan kembali ketertarikan konsumen, membuka jalan untuk inovasi baru, dan meningkatkan daya saing di pasar.

3. Memperbaiki Citra Brand

Kadang brand mengalami krisis kepercayaan akibat layanan yang buruk, sebuah skandal, atau perubahan perilaku para konsumen.

Dengan repositioning, brand akan bisa membangun ulang kepercayaan publik melalui narasi baru.

Contohnya: Domino’s Pizza pernah melakukan repositioning besar-besaran pada 2010 lalu dengan mengakui kekurangan produk mereka secara jujur dalam sebuah iklan, dan lalu menunjukkan perbaikan kualitas.

Strategi ini berhasil meningkatkan penjualan dan membalikkan citra positif mereka.

4. Menyesuaikan Diri dengan Perubahan Sosial

Nilai dan perilaku konsumen akan berubah seiring berjalannya waktu.

Brand repositioning memungkinkan perusahaan untuk tetap relevan dan responsif terhadap perubahan ini, termasuk isu-isu sosial, lingkungan, atau perubahan gaya hidup.

(Baca juga: 5 Kisah Brand Yang Meroket Setelah Rebranding Logo)

Kapan Sebaiknya Repositioning Dilakukan?

analisis bisnis
Foto ilustrasi dari Pexels

Tidak semua bisnis perlu melakukan repositioning, tapi berikut beberapa sinyal kuat bahwa sudah saatnya Anda mempertimbangkan strategi ini:

  • Pertumbuhan stagnan walaupun segala strategi marketing sudah dimaksimalkan
  • Target pasar baru ingin dijangkau, tapi brand saat ini tidak sesuai
  • Citra negatif yang membekas dan sulit dihapuskan
  • Persaingan meningkat, dan brand Anda mulai kalah di sisi persepsi masyarakat
  • Perubahan visi dan misi perusahaan yang signifikan

Langkah-Langkah Praktis Melakukan Brand Repositioning

bekerja di laptop
Foto ilustrasi dari Pexels

1. Evaluasi Posisi Brand Saat Ini

Sebelum melakukan repositioning, Anda harus tahu dulu di mana posisi brand Anda sekarang.

Lakukan riset seperti: bagaimana konsumen melihat brand Anda? Apa kekuatan dan kelemahannya? Apa yang membuat Anda berbeda dari kompetitor?

Gunakan tools seperti survei pelanggan, wawancara mendalam, dan analisis persepsi brand di media sosial untuk mendapatkan gambaran yang objektif.

2. Tentukan Tujuan Repositioning

Jangan sekadar ingin “tampil beda” saja.

Apakah dengan repositioning ini Anda ingin menjangkau audiens baru? Memperbaiki citra? Memperkuat posisi premium?

Setiap tujuan akan butuh pendekatan yang berbeda, baik dari sisi komunikasi maupun operasional.

Jadi, Anda harus lebih dulu memiliki tujuan yang jelas supaya praktik repositioning bisa berjalan lebih efektif.

3. Redefinisikan Brand Messaging

Brand messaging adalah elemen seperti tagline, voice, tone, dan nilai-nilai yang ingin bisnis Anda sampaikan.

Buat narasi baru yang relevan dengan target baru, tanpa kehilangan konsistensi inti brand jika memungkinkan.

Contoh: Apple tidak pernah meninggalkan nilai “inovasi dan desain elegan” mereka bahkan saat repositioning produk-produk barunya ke segmen kalangan profesional.

4. Perbaharui Identitas Visual (Jika Diperlukan)

Logo, warna, font, dan gaya visual adalah bagian dari persepsi brand.

Tapi perubahan ini harus mengikuti strategi, bukan hanya demi “terlihat modern” saja.

Di sini, visual berfungsi sebagai penguat pesan Anda, bukan pesan itu sendiri.

5. Komunikasikan Perubahan Secara Terbuka

Banyak brand sukses karena mereka melibatkan pelanggan dalam proses perubahan.

Jadi, ceritakan alasan di balik keputusan repositioning, tunjukkan komitmen baru, dan buka ruang untuk umpan balik dari para pelanggan Anda.

sribu business
Ingin penjualan bisnis cepat naik? Sribuin Aja!

Kesimpulan

Brand repositioning lebih dari sekedar rebranding visual saja, tapi merupakan langkah serius untuk mengubah cara konsumen “memahami dan merasakan” brand Anda.

Jika dilakukan secara strategis—berbasis data, dengan tujuan jelas, dan narasi yang kuat—repositioning bisa menjadi katalis pertumbuhan yang luar biasa untuk bisnis.

Dalam dunia yang bergerak cepat ini, brand yang mampu beradaptasi adalah mereka yang akan bertahan. Dan dalam banyak kasus, bukan produk yang perlu diubah—tapi persepsi audiens terhadap produk/brand tersebut.


Sebagai penutup, Anda yang tertarik ingin mulai beriklan online kini bisa memanfaatkan jasa dari Sribu Business sebagai solusi praktis.

Dengan harga layanan mulai dari Rp 3 Juta saja, tim profesional kami akan menangani iklan Anda mulai dari membuat konten, memulai kampanye, mengoptimasi, dan mengelolanya sesuai kebutuhan.

Untuk mempelajari lebih lengkap, silahkan hubungi tim support Sribu Business (WA)  atau langsung mengacu ke dokumen berikut.

Akhir kata, semoga pembahasan ini bermanfaat & sampai jumpa di artikel selanjutnya!

(Jangan lupa subscribe ke Blog Sribu dan follow akun Instagram Sribu supaya tidak ketinggalan informasi menarik lainnya terkait dunia digital marketing, SEO, dan tren pasar terkini.)

Raski Santika
Raski Santika adalah Blog Writer & Editor di Sribu. Melalui tulisannya, ia ingin menginspirasi, mengedukasi, serta membantu para pemilik usaha & talent freelancer digital Indonesia untuk terus berkembang serta mempelajari ilmu baru.