Bayangkan Anda memiliki seorang pelanggan yang bukan hanya setia membeli produk, tapi juga akan membela brand Anda, misalnya, di sebuah kolom komentar post IG.
Di sini, mereka bukan berperan sekadar sebagai pembeli biasa saja, melainkan sudah menjadi seorang pendukung setia—yang bahkan kadang menjadi “juru bicara” sukarela di tengah komunitas digital.
Inilah buah dari strategi dalam dunia pemasaran digital yang disebut brand affinity marketing, pendekatan pemasaran yang menempatkan hubungan emosional di atas segala bentuk promosi.
Jika brand awareness bertujuan untuk membuat seseorang mengenal brand, maka brand affinity membuat mereka merasa terhubung—karena menemukan adanya kesamaan nilai, pandangan/perspektif, opini, dan aspirasi.

Apa Itu Brand Affinity Marketing?
Brand affinity marketing adalah:
Strategi untuk membangun kedekatan atau ikatan emosional dan kesamaan nilai antara sebuah brand dan audiensnya.
Di sini, tujuannya bukan sekadar menjual produk saja, tapi juga untuk menciptakan persepsi bahwa brand tersebut memahami, mengerti, dan bahkan mendampingi perjalanan hidup konsumennya.
Alih-alih terus-menerus menyoroti fitur produk atau potongan harga, pendekatan ini lebih banyak berbicara tentang cerita, nilai, dan karakter brand.
Singkatnya, di sini brand tidak hanya mempromosikan produk saja, tapi menyampaikan pesan, “kami mengerti perasaan Anda.”
Mengapa Strategi Ini Semakin Penting?


Di tengah derasnya arus informasi dan banyaknya pilihan produk yang nyaris identik, pelanggan kini semakin kritis dan emosional dalam menentukan pilihan mereka.
Sekarang, mereka tak lagi hanya mencari produk murah atau berkualitas tinggi—tapi mencari brand yang bisa mereka percaya dan juga dukung.
Riset dari Motista mengungkapkan bahwa pelanggan yang memiliki keterikatan emosional dengan sebuah brand akan:
- 3 kali lebih mungkin untuk tetap loyal,
- 3 kali lebih besar kemungkinannya untuk merekomendasikan brand, dan
- 2 kali lebih siap mengeluarkan uang lebih banyak
Dengan kata lain, strategi brand affinity bukan hanya untuk menciptakan kedekatan, tapi juga bisa mendorong pertumbuhan bisnis secara nyata!
Unsur Penting Untuk Membangun Brand Affinity


1. Memahami Audiens Secara Lebih Dalam
Sebuah brand perlu lebih dari hanya mengetahui data demografis konsumen mereka saja, dan perlu memahami nilai hidup, gaya komunikasi, kekhawatiran, dan keinginan terdalam dari para audiens.
2. Komunikasi Emosional yang Relevan
Konten bukan hanya digunakan untuk informasi, tapi juga membangun koneksi.
Berikan cerita yang jujur, bahasa yang membumi, dan narasi yang menyentuh.
3. Konsistensi di Semua Channel
Apa yang brand sampaikan di media sosial, email, atau website harus saling memperkuat satu sama lain.
Inilah yang menciptakan persepsi bahwa brand Anda tulus dan bisa dipercaya.
4. Bangun Komunitas, Bukan Sekadar Audiens
Pelanggan selalu ingin merasa menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar.
Komunitas akan memberikan ruang bagi mereka untuk terlibat, berdiskusi, dan merasa memiliki.
(Baca juga: Jenis-Jenis Iklan: Mana Yang Cocok Untuk Anda?)

Contoh Brand yang Berhasil Mendapat Affinity Konsumen
- Apple tidak hanya menjual teknologi, tetapi juga gaya hidup minimalis, kreatif, dan elegan.
engguna MacBook atau iPhone pun cenderung merasa bagian dari sebuah komunitas eksklusif yang menghargai desain, efisiensi, dan inovasi. - Nike mengangkat semangat keberanian dan percaya diri dengan pesan “Just Do It”.
Mereka merangkul isu-isu sosial seperti keberagaman dan perjuangan atlet minoritas—dan itu memperkuat ikatan emosional yang kuat dengan konsumennya. - Secondate (brand kecantikan lokal) berhasil membangun koneksi kuat dengan audiens perempuan muda Indonesia dengan mengangkat pesan self-acceptance dan inklusivitas kulit.
Produk mereka bukan hanya soal kosmetik, tapi juga soal identitas dan penerimaan diri. - Kopi Kenangan menggunakan storytelling pada konten-konten-nya yang mengangkat keresahan generasi muda—hubungan, kerja, dan ekspektasi sosial.
Kontennya relatable, dan brand-nya jadi terasa seperti teman yang tahu apa yang sedang dialami pelanggannya.
Brand-brand ini bukan sekadar populer karena produknya saja, tapi karena mereka juga berhasil menjadi bagian dari identitas para konsumen-nya.
Langkah Menerapkan Strategi Brand Affinity Marketing


- Temukan dan perjelas nilai inti brand Anda – Apa yang benar-benar ingin diperjuangkan?
- Dengarkan audiens– Melalui komentar, DM, atau survei kecil; pahami bahasa dan isi pikiran mereka.
- Bangun narasi yang menyentuh – Tampilkan cerita kepuasan pelanggan, proses bisnis di balik layar, atau bahkan kegagalan yang bisa memotivasi.
- Ajak audiens berpartisipasi– Voting, kolaborasi, dan kampanye interaktif memperkuat ikatan dua arah.
- Rawat komunitas yang sudah terbentuk – Jadikan mereka bagian dari perkembangan brand, bukan sekedar target penjualan saja.

Penutup
Dalam dunia pemasaran yang semakin padat ini, strategi dengan fokus pada kedekatan emosional bukan sekadar alternatif saja, tapi sudah jadi kebutuhan.
Di sini lah strategi brand affinity marketing memungkinkan bisnis Anda membangun hubungan yang lebih dalam, lebih manusiawi, dan lebih berkepanjangan.
Pada akhirnya, konsumen tidak akan selalu mengingat harga atau fitur produk Anda.
Tapi, mereka akan selalu ingat bagaimana brand Anda membuat mereka merasa.
Karena loyalitas sejati lahir dari satu perasaan dan pemikiran sederhana: “brand ini mengerti saya.”
Sebagai penutup, Anda yang tertarik ingin mulai beriklan online kini bisa memanfaatkan jasa dari Sribu Business sebagai solusi praktis.
Dengan harga layanan mulai dari Rp 3 Juta saja, tim profesional kami akan menangani iklan Anda mulai dari membuat konten, memulai kampanye, mengoptimasi, dan mengelolanya sesuai kebutuhan.
Untuk mempelajari lebih lengkap, silahkan hubungi tim support Sribu Business (WA) atau langsung mengacu ke dokumen berikut.
Akhir kata, semoga pembahasan ini bermanfaat & sampai jumpa di artikel selanjutnya!
(Jangan lupa subscribe ke Blog Sribu dan follow akun Instagram Sribu supaya tidak ketinggalan informasi menarik lainnya terkait dunia digital marketing, SEO, dan tren pasar terkini.)