Di tengah ketatnya persaingan digital, strategi branding untuk bisnis tidak lagi cukup hanya mengandalkan logo, warna, atau tagline.
Kini, suara/audio juga sudah mulai menjadi elemen penting dalam membangun identitas merek yang kuat — inilah yang disebut audio branding.
Audio branding adalah strategi menciptakan “identitas suara” untuk merek Anda, seperti dalam bentuk jingle, nada pembuka, musik latar, maupun suara notifikasi yang khas.
Tujuannya sederhana: membuat pelanggan langsung mengenali brand Anda hanya dari suara yang didengarnya, tanpa perlu melihat logo atau nama perusahaan.

Apa Itu Audio Branding dan Mengapa Penting Untuk Bisnis?
Audio branding bukan sekadar menciptakan lagu atau jingle iklan saja, tapi merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan suara untuk memperkuat persepsi terhadap brand, membangun emosi, dan menanamkan pengalaman yang lebih dalam di benak audiens.
Dalam era digital yang serba visual ini, audio bisa memberi layer emosional tambahan yang sulit dicapai oleh gambar atau teks.
(Ini karena manusia merespons suara lebih cepat daripada visual.)
COO Sribu, Alexandro Wibowo pernah mengatakan hal ini terkait audio branding, “Ketika mendengar kata “branding”, pikiran banyak orang pasti akan langsung tertuju ke hal visual seperti logo. Padahal, branding dengan menggunakan suara bisa memberikan efek serupa, atau bahkan lebih, untuk seorang konsumen.”
Unsur-Unsur Dalam Audio Branding
Ada beberapa elemen penting yang harus disusun dengan cermat agar identitas suara brand terasa konsisten dan berkesan:
- Sound “Logo” (Sonic Logo): Nada singkat yang bisa langsung diasosiasikan dengan brand, seperti bunyi “da-dumm” Netflix atau “Shopee!”
- Brand Voice: Cara brand berbicara kepada audiens melalui nada suara narator, pilihan kata, dan tempo bicara
- Background Music: Musik yang digunakan dalam konten video, toko fisik, atau aplikasi untuk menciptakan suasana tertentu
- Product Sound: Suara yang muncul saat produk digunakan, seperti audio khas di sebuah aplikasi atau notifikasi pesan masuk
Semua elemen ini bekerja sama untuk memperkuat pesan yang sama — menciptakan asosiasi emosional yang bisa langsung mengingatkan pelanggan pada brand Anda.
(Baca juga: Parasocial Branding, Hubungan “Satu Arah” Dalam Berbisnis)
Dampak Psikologis Audio Branding


Suara selalu memiliki dampak emosional yang kuat terhadap seseorang.
(Menurut penelitian dari Audiodraft, suara dapat memengaruhi suasana hati dan meningkatkan daya ingat hingga 96%.)
Misalnya, startup fintech bisa menggunakan nada lembut dan stabil untuk membangun rasa aman, sedangkan brand minuman energi cenderung memakai musik cepat untuk membangkitkan semangat.
Di Indonesia, sudah banyak brand yang mulai menerapkan audio branding — seperti Gojek dengan jingle “Pasti Ada Jalan” atau Tokopedia dengan nada dinamis khas-nya.
Bagaimana Cara Membuat Audio Branding yang Efektif?
Membangun identitas suara yang kuat tidak bisa dilakukan asal-asalan.
Berikut beberapa langkah strategis yang dapat diikuti:
- Pahami Kepribadian Brand Anda
Langkah pertama adalah memahami emosi dan nilai apa yang ingin disampaikan brand Anda.
Apakah Anda ingin terdengar ramah, profesional, energik, atau elegan? - Pilih Suara atau Musik yang Tepat
Gunakan kombinasi musik, instrumen, dan nada yang menggambarkan karakter bisnis Anda.
Misalnya, nada piano lembut cocok untuk merek premium, atau beat elektronik cepat untuk brand digital yang dinamis. - Konsisten di Semua Kanal Pemasaran
Pastikan audio branding digunakan secara konsisten di semua platform dan konten: iklan video, konten media sosial, aplikasi, hingga acara offline.
Konsistensi inilah yang akan menciptakan daya ingat jangka panjang untuk audiens. - Uji dengan Audiens
Lakukan tes sederhana kepada audiens target untuk melihat bagaimana mereka merespons.
Menurut studi, brand dengan identitas audio yang diuji secara langsung bisa memiliki tingkat brand recall 8 kali lebih tinggi.
Meskipun berpotesi tinggi, audio branding juga tetap punya tantangan tersendiri.
Salah satunya adalah menjaga relevansi seiring perubahan tren musik dan platform.
Suara yang terlalu generik akan mudah dilupakan, sementara yang terlalu eksperimental bisa membuat audiens dan sulit mengingatnya.

Kesimpulan
Audio branding adalah evolusi dari strategi branding modern — mengubah suara menjadi pengalaman emosional yang melekat pada pelanggan.
Dalam era digital, di mana kompetisi antarbrand makin ketat, identitas suara bisa menjadi faktor pembeda yang kuat.
- Audio branding terbukti memiliki dampak yang sangat kuat untuk brand recall
- Suara bisa mempengaruhi emosi audiens lebih cepat dibanding visual
- Konsistensi dan relevansi tetap menjadi kunci jika ingin brand voice Anda melekat di benak pelanggan
Suara bisa brand Anda manfaatkan untuk jadi lebih dari sekadar “latar belakang” — untuk menjadi identitas bisnis yang “berbicara”.
Karena mimpi bisnismu layak dikejar, sisanya? #SribuinAja!
(Jangan lupa subscribe ke Blog Sribu dan follow akun Instagram Sribu supaya tidak ketinggalan informasi menarik lainnya terkait dunia digital marketing, SEO, dan tren pasar terkini.)










