Sebagai seorang desainer grafis, tentu Anda setuju bahwa, salah satu pekerjaan yang paling sulit yang pernah Anda hadapi adalah meyakinkan klien agar mengatakan ‘YA’ dan menyetujui konsep desain grafis yang Anda ajukan.Tentunya, jangan pernah menganggap hal ini sebagai sebuah dilema, karena toh berurusan dengan klien memang merupakan bagian dari “paket” pekerjaan Anda sebagai desainer grafis. Tapi, jujur saja, memang terkadang sulit jika Anda berhadapan dengan klien yang bersikeras untuk menolak konsep desain yang Anda ajukan, dan sepertinya sulit sekali untuk “ditaklukkan”.
Sebenarnya, tidak terlalu sulit untuk membuat klien mengatakan “ya” dan menyetujui design yang Anda ajukan. Asalkan, Anda tidak melupakan fakta bahwa, semua proses pengajuan konsep desain ini bukanlah perkara siapa yang benar-siapa yang salah, namun tentang apa yang akan membuat klien merasa puas, sehingga ia akan dengan senang hati menganggukkan kepalanya untuk konsep desain yang Anda ajukan. Ini tentang membuat klien setuju, atau setidaknya berpikir bahwa desain yang Anda ajukan memenuhi kebutuhan bisnis mereka.
Sepanjang perjalanan karir Anda sebagai desainer grafis, jangan terkejut jika Anda menemui berbagai jenis klien yang berbeda. Ada klien yang dengan mudah dapat diyakinkan. Namun, ada pula beberapa klien yang harus Anda “edukasi” terlebih dulu agar bisa setuju dan yakin dengan konsep desain yang Anda ajukan. Dan, ya, klien seperti ini adalah salah satu kesulitan terbesar yang banyak dihadapi oleh para designer grafis muda pada tahap awal karir mereka. Namun, dengan mengikuti pendekatan yang berbeda, dijamin deh Anda dapat dengan mudah membuat klien dengan mengatakan YA untuk konsep desain yang Anda ajukan.
Berikut adalah 5 cara bijak yang dapat Anda lakukan agar klien menyukai konsep desain yang Anda ajukan.
1. Pertahankan Status “Ahli”
Hubungan yang terjalin antara klien dan designer sebisa mungkin merupakan hubungan dua arah, di mana klien juga dapat menyampaikan ide-ide yang ada di pikirannya. Namun demikian, sebagai seorang desainer grafis, Anda harus memiliki metodologi yang menempatkan Anda di posisi yang memegang kendali. Hal ini juga memungkinkan Anda untuk menetapkan tingkat harapan klien, sehingga ia menyadari hasil yang akan ia dapatkan, dan tidak berharap terlalu tinggi atau justru terlalu rendah.
2. Gunakan Pendekatan Optimistik
Meskipun ide yang disampaikan klien kedengarannya sangat konyol bahkan mustahil, jangan pernah menganggap remeh atau mengecilkan apa yang telah klien sampaikan. Alih-alih bersikap kritis, gunakan pendekatan optimis untuk menanggapi ide-ide konyol yang klien sampaikan. Coba gunakan teknik “YA … TAPI”. Sebagai contoh, katakan saja, “YA! Versi yang Anda sampaikan juga sama baiknya, NAMUN apa yang saya usulkan akan lebih baik untuk perkembangan citra bisnis Anda”. Di samping untuk menjaga perasaan klien, teknik ini juga bisa menempatkan ide design yang Anda ajukan berseberangan dengan ide yang klien miliki di pikirannya, namun dengan cara yang tetap positif.
3. Berikan Edukasi pada Klien
Beberapa klien perlu diedukasi akan peranan mereka dalam sebuah proyek design. Oleh karena itu, lebih baik sebelum Anda memulai sebuah proyek tertentu, adakan pertemuan terlebih dahulu untuk menjelaskan seluruh proses kerja yang akan Anda lalui. Hal ini akan memungkinkan klien untuk menyadari parameter dan tanggung jawab mereka dalam proyek design yang Anda geluti.
4. Presentasi yang Meyakinkan
Presentasi adalah segalanya. Hal ini sudah menjadi aturan baku bagi semua bidang industri yang kita tawarkan, tak terkecuali dalam dunia design grafis. Cara yang Anda gunakan untuk menyajikan ide dan konsep design memegang peranan besar untuk meyakinkan sang klien. Misalnya, jika Anda menyiapkan konsep desain logo yang sangat kreatif, namun dicetak dengan kualitas rendah, dan kemudian menampilkannya di hadapan klien, maka kemungkinan besar klien tidak akan mengatakan ‘ya’ untuk konsep desain yang Anda ajukan, tak perduli seberapa bagus dan jenius konsep design tersebut sebenarnya. Oleh sebab itu, selalu pastikan bahwa presentasi memegang kedudukan tertinggi, dan persiapkanlah dengan sangat matang.
5. Sampaikan Kelebihan yang akan Diperoleh Klien
Alih-alih menyoroti gaya dan fitur ornament dari desain, alangkah baiknya jika Anda menjelaskan manfaat bisnis dari ide yang Anda sajikan kepada klien. Anda bisa saja menghabiskan banyak waktu, mencoba untuk menjelaskan aspek-aspek teknis dari sebuah desain, tetapi pada kenyataannya adalah, perhatian klien sebenarnya lebih tertuju pada “bagaimana design yang Anda buat akan menguntungkan bisnis mereka”. Jadi, Anda bisa menghemat banyak waktu dengan langsung mengutarakan keuntungan-keuntungan ide design yang Anda jelaskan kepada perusahaan klien, seperti bagaimana konsep desain yang Anda buat akan dapat memperkuat citra bisnis mereka di hadapan khalayak. Percayalah, klien akan jauh lebih terpukau, dan akan segera mengangguk setuju, ketimbang jika Anda menjabarkan panjang lebar teknis design – sesuatu yang bagi seorang klien bukanlah merupakan poin yang penting.
Ternyata mudah juga ya meyakinkan seorang klien untuk menyetujui ide design yang kita ajukan – asal tahu caranya. Plus, tentunya harus mengajukan design yang oke juga. Makanya, giat berlatih ya, Anda. Post karya design terbaikmu di Facebook Sribu dan ikuti kontes design yang diselenggarakan di Sribu.com. Follow juga @sribudotcom, untuk mengetahui update terbaru dari Sribu.com.
* Credits to:
www.graphicdesignblog.org
Salam,
Ryan Gondokusumo – Founder Sribu.com