Desain kemasan produk Anda adalah suatu hal yang kepentingannya tidak boleh diremehkan.
Walaupun seringkali hanya dianggap sebagai “pembungkus” produk, desain kemasan bisa membuat brand Anda lebih menarik & dikenal oleh masyarakat.
Ketika berkunjung ke minimarket dan melihat sebuah makanan ringan dengan kemasan berbentuk telur berwarna putih-oranye, kita pasti akan langsung teringat kepada brand Kinder Joy.
Ini membuktikan bahwa kemasan bisa menjadi cara efektif untuk membuat audiens “mengenal” brand Anda.
Kemasan adalah hal pertama yang bisa pembeli sentuh dan lihat, bahkan sebelum mereka bisa menyentuh dan melihat produk itu sendiri (karena ada di dalam kemasan).
Oleh karena itu, banyak pebisnis yang tidak sungkan untuk merogoh kocek lebih dalam demi membuat desain kemasan produk yang paling memorable.
Tapi..
Tahukah Anda bahwa ada 1 hal lain mengenai packaging yang tak kalah penting dari desain visualnya?
KATA KUNCINYA ADALAH “FUNGSI”
Perbedaan utama dari desain logo & kemasan sebagai identitas sebuah bisnis adalah: kemasan tidak hanya bisa dilihat, tapi juga bisa disentuh secara langsung.
Artinya, kita juga harus memperhatikan fungsi dari elemen fisik kemasan itu sendiri.
Ada beberapa hal mengenai sisi fungsional kemasan yang harus Anda perhatikan supaya dampak positif bisa didapatkan.
Mari bahas satu persatu.
– Kemudahan “Akses”
Untuk memahami pentingnya fungsi dari sebuah kemasan, mari pertama lihat contoh dari produk yang kita semua pasti sudah familiar: minuman ringan.
Ada sebuah produk kopi kalengan yang saya cukup sukai rasanya, tapi saya jarang membeli hanya karena penutup kaleng tersebut sulit dibuka.
Mungkin “sulit” di sini akan membuat Anda berpikir bahwa tutup tersebut sangat keras, tapi.. sebenarnya tidak begitu juga.
Jika kita taruh angka, mungkin saya hanya membutuhkan 5% tenaga lebih untuk membuka kaleng tersebut.
Jika Anda belum tahu, manusia — terbukti oleh penelitian sains — secara alami adalah makhluk yang malas.
Hanya karena hal remeh seperti itu, saya jadi memutuskan untuk berlangganan produk kompetitor.
Saya memang hanyalah satu dari berjuta orang yang hidup di dunia ini. Tapi ini artinya, pasti ada orang lain di luar sana yang berpikiran sama.
Otak manusia sudah “terprogram” untuk selalu membenci hal-hal yang lebih sulit, tak peduli sekecil apapun kesulitan itu.
(Pasti Anda pernah merasa kesal karena kemasan suatu minuman gelas susah ditusuk oleh sedotan, kan?)
Kesimpulan yang pertama bisa kita tarik dari contoh ini: jika kemasan adalah sebuah “pembatas” antara konsumen dan produk, buat kemasan untuk dapat dibuka semudah mungkin!
Ada beberapa elemen yang bisa dipertimbangkan untuk membuat “akses” pembeli ke produk melewati kemasan lebih mudah, mulai dari bahan yang digunakan hingga sebuah penanda visual (seperti tanda panah kecil yang sering kita lihat di kemasan bertanda “buka di sini”).
Seperti yang saya bilang di artikel kemalasan di atas: pembeli selalu ingin “dimanja”.
Oleh karena itu, pastikan bahwa kemasan produk saja sudah bisa melakukannya.
– Sisi Praktis
Tergantung dari jenis produk yang Anda jual, packaging juga bisa menjadi bagian dari produk itu sendiri karena fungsi yang diberikan.
Contohnya: produk kecantikan.
Pada produk seperti ini, kemasan memiliki 2 fungsi: sebagai container (penampung) dan applier (penerap).
Fungsi applier inilah yang sering dilupakan ketika mempertimbangkan desain kemasan.
Teman saya pernah mengeluh — terkait produk skin care yang ia beli — hanya karena perbedaan “remeh” terkait 2 jenis kemasan.
Menurutnya, tipe tube (gambar kanan) memiliki kepraktisan yang unggul ketika digunakan.
Hal kecil ini bisa jadi adalah alasan penting mengapa produk Anda dibeli atau tidak.
Oleh karena itu, bayangkan lah jika Anda ada di posisi konsumen.
Kemudian, tanyakan pertanyaan ini pada diri sendiri:
Bagaimana kemasan produk saya bisa memiliki fungsi yang memudahkaan penggunaan sebaik mungkin?
– Penggunaan Ulang
Beberapa aktivitas yang kita lakukan sehari-hari, memiliki sifat unik yaitu: tidak selalu selesai dalam satu kali “duduk”.
Makan (terutama ngemil), menyusun laporan ke atasan kerja, bermain video game, dsb.
Aktivitas-aktivitas ini tidak jarang berubah menjadi sesuatu yang repetitif.
Jika dikaitkan dengan kemasan artinya..
Tergantung jenis produk, ada kemungkinan kemasan produk harus bisa digunakan lebih dari satu kali (reusable).
Jika berbicara mengenai makanan, ada 1 produk spesifik yang kemasannya hampir selalu bisa digunakan ulang: kue lebaran.
Kebanyakan penjual makanan jenis ini akan menggunakan tupperware sebagai kemasan, karena mereka paham bahwa konsumen perlu kenyamanan jika ingin mengkonsumsi produk secara berulang kali.
Coba kaitkan pemikiran ini dengan produk Anda..
Misalnya, untuk penjual makanan ringan keripik.
Walaupun packaging makanan jenis ini sering dibuat sesimpel mungkin, modifikasi kecil seperti menambahkan zipper ke kemasan produk pasti akan membuat konsumen lebih senang!
Anggap lah desain dan fungsi dari kemasan adalah 2 sisi dari 1 koin.
Keduanya adalah 2 bagian dari1 hal yang lebih besar: kemasan itu sendiri.
Desain tentu memiliki kepentingan besar untuk memberikan impresi brand Anda ke dunia.
Tapi…
Jangan lupakan sisi User Experience (Pengalaman Pengguna) dari fungsi packaging tersebut!
Ada alasan mengapa saya secara spesifik memilih istilah UX pada kalimat di atas.
Keduanya mencari cara agar pengalaman pengguna berlangsung senyaman mungkin.
Jika Anda sudah memahami dan menerapkan ilmu yang sudah dipelajari di artikel ini, beberapa manfaat yang bisa Anda rasakan antara lain:
- Menyaingi kompetitor
- Menarik perhatian konsumen baru
- Membuat konsumen lama menjadi pelanggan tetap, dan masih banyak lagi.
Jadi, tunggu apalagi?
Kembali ke meja kerja, konsentrasi dan pikirkan satu hal yang — bisa jadi — lebih penting dari desain kemasan produk Anda:
Fungsi.